Polusi, pemakaian bahan kimia pada makanan dan minuman, stress dll, bisa menjadi pemicu timbulnya alergi.
Sehatalami.co ~ Alergi ringan mungkin tidak berbahaya, namun bisa sangat mengganggu. Ada cara untuk deteksi dan terapi, dengan prinsip bioresonansi. Yaitu, terapi yang digunakan untuk mendiagnosis dan mengobati seseorang yang mengalami alergi, menggunakan alat bernama BICOM (Bio Communication).
Atom dan molekul mahluk hidup memancarkan gelombang elektromagnetik. Jika alergen menimbulkan ketidakseimbangan frekuensi gelombang elektromagnet, timbul reaksi alergi. Setelah alat bioresonansi mendeteksi adanya alergi, selanjutnya menyeimbangkan ketidakseimbangan gelombang elektromagnet tersebut.
Dr. Aris Wibudi Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Gading Pluit, Jakarta mengatakan kelebihan metode terapi melalui BICOM gelombang ini ada pada sistemnya yang sederhana. Pasien yang dicurigai alergi tidak perlu lagi melakukan tes kulit, tes darah, dan tes-tes lainnya. “Proses penyembuhannya juga bertahap dan perlahan, jadi tidak serta merta langsung sembuh, ” tutur Aris.
Bila alerginya masih ringan, terapi ini saja cukup ampuh. Namun jika gejalanya cukup berat, maka harus ditambah dengan obat-obatan tertentu. Gelombang frekuensi bayangan yang diciptakan oleh BICOM melawan gelombang frekuensi alergen yang terjadi dalam tubuh sampai penderita tidak akan bereaksi lagi terhadap alergen.
Mekanisme pengobatannya dimulai dari deteksi alergen secara manual dengan menggunakan alat yang bernama biotensor. Ujung biotensor yang berupa antena dengan ujung yang bulat tersebut akan didekatkan pada tubuh pasien.
Reaksi alergi terhadap zat tertentu pun menghilang/berkurang. Deteksi dan terapi alergi dengan bioresonansi cocok untuk semua umur. Saat terapi, elektroda dipasang pada pasien (duduk atau berbaring), dilakukan 15-30 menit dan tanpa rasa sakit. Hubungi Klinik Alergi Bioresonance Therapy, RS Gading Pluit, Jl. Boulevard Timur Raya, Kelapa Gading, Jakarta. (SA)