Zat tersebut terutama banyak terdapat dalam biji pare tua. Kapsul berisi bubuk biji pare sudah umum dipasarkan di AS. Senyawa tersebut diakui mampu menahan laju perkembangan virus HIV/AIDS.
Berkat terapi pare, para pengidap HIV/AIDS di AS dan Thailand, secara klinis tampak lebih sehat dan berat badannya meningkat. Karena itu, para ahli optimis dalam sepuluh tahun ke depan bakal ditemukan obat pengganyang virus HIV/AIDS.
Di antara para pengidap diabetes, makanan pahit nikmat ini termasuk yang diunggulkan. Maklum, selama ini pare dipercaya mampu mengendalikan kadar gula darah. Dalam pare ditemukan zat menyerupai sulfonilurea, bahan aktif obat antidiabetes yang sudah lama dikenal dan banyak diresepkan dokter.
Senyawa ini merangsang sel beta kelenjar pankreas memproduksi hormon insulin lebih banyak dan meningkatkan simpanan cadangan gula darah di dalam hati. Dampaknya, gula yang beredar dalam darah dapat diantisipasi, sehingga kadar gula darah terkendali.
Sebagai herbal pereda diabetes. Sebagai herba pereda diabetes, pare memang efektif. Namun mesti waspadai efek sampingannya, terutama bagi para pria.
Sebab, makan pare atau minum jusnya secara berlebihan dan terus-menerus bisa membahayakan kesehatan. Mengutip pernyataan Prof. Dr. dr. Susilo Wibowo, M.S.Med., Sp.And. dari Universitas Diponegoro, Semarang, jika mengalami gangguan seksual, sebaiknya hentikan mengkonsumsi pare.
Konsumsi pare terus-menerus dapat mematikan sperma hingga tak ada sperma sama sekali, mengakibatkan impoten, merusak buah pelir dan produksi hormon pria, bahkan berpotensi merusak liver. Buah pelir kalau sudah rusak, tak mudah “direparasi”.
Menurut F.G. Winarno, emeritus guru besar Fakultas Teknologi Pangan dan Gizi IPB Bogor, meskipun efek racunnya kecil, wanita hamil sebaiknya membatasi konsumsi pare. Pada percobaan terhadap tikus bunting, pemberian jus pare mengakibatkan keguguran.
Sementara, dr. Handrawan Nadesul dalam tulisannya pernah menegaskan bawah hingga kini belum ditemukan dosis efektif dan aman untuk mengendalikan diabetes.
Karena itu, waspadai pemakaian pare secara berlebihan, apalagi jika dikombinasikan dengan obat antidiabetes dari dokter. Jika kadar gula darah kita cenderung rendah (kurang dari 80 mg/dl), seyogianya tidak berlebihan menyantap pare. (SA)