Kenapa cabai rasanya pedas? Rasa pedas terasebut disebabkan kandungan kapsaisin (capsaicin) yang terkonsentrasi pada bagian tengah cabai (uratnya yang berwarna putih tempat melekatnya biji-biji). Karena itu, untuk mengurangi rasa pedas, urat dan biji-bijinya dibuang.
Manfaat sehat cabai. Pertama-tama tentu cabai mampu meningkatkan nafsu makan (bersifat stomakik). Cabai juga mampu merangsang produksi hormon endorfin, yaitu hormon yang membangkitkan sensasi nikmat.
Karena itu, cobalah makan makanan pedas cabai ketika kepala sedang pusing. Rasa pedas yang ditimbulkan oleh kapsaisin dapat menghalangi aktivitas otak untuk menerima sinyal rasa sakit yang kita derita.
Bisakah cabai sebagai obat? Memang demikian. Kapsaisin dalam cabai ternyata dapat mengencerkan lendir sehingga dapat melonggarkan penyumbatan pada tenggorokan dan hidung, termasuk sinusitis.
Kapsaisin pada cabai, juga bersifat antikoagulan dengan cara menjaga agar darah tetap encer dan mencegah terbentuknya kerak lemak (ateroklerosis) pada pembuluh darah. Karena itu tidak mengherankan jika mereka yang sering mengkonsumsi cabai terhindar dari aterosklerosis. Artinya mereka berisiko kecil terserang stroke, jantung koroner, maupun impotensi.
Cabai rawit. Seperti juga cabai besar, cabai rawit (Capsicum frutescens, juga dari famili Solanaceae)) juga popular untuk menambah nafsu makan. Umumnya, di masyarakat kita dikenal tiga jenis cabai rawit yaitu cengek leutik yang sosoknya kecil-kecil berwarna hijau; cengek domba (atau cengek bodas) yang buahnya lebih besar daripada cengek leutik, berwarna putih ketika masih muda dan berubah menjadi keunguan ketika sudah tua; dan ceplik yang buahnya lebih besar lagi, warnanya hijau ketika muda dan berubah menjadi merah setelah tua. (bersambung).