Banjir DKI Jakarta yang terjadi pada banjir Minggu (23/2), misalnya persentase drainase yang tersumbat sekitar 86 persen dan persentase paling rendah akibat sungai yang meluap.
Sehatalami.co ~ Dari 83 lokasi banjir yang di survai di DKI Jakarta, sebanyak 71 titik di antaranya disebabkan oleh drainase yang tidak berfungsi. Demikian temuan dari hasil survai yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Kasubdit Perencanaan Direktorat Sungai dan Pantai PUPR Bambang Heri Mulyono dalam konferensi pers ‘Penanggulangan Bencana’ di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Jumat (28/2/2020), memaparkan bahwa banjir yang melanda DKI Jakarta mayoritas disebabkan oleh sistem drainase yang tidak berfungsi.
Dari hasil survei PUPR, hanya 35 persen yang disebabkan oleh luapan sungai. “Dari 83 lokasi banjir yang kami survei di DKI Jakarta, kami memperoleh 71 titik banjir disebabkan oleh drainase yang tidak berfungsi. Banjir tanggal 25 Februari lalu yang disebabkan sungai itu hanya sekitar 35 persen. Dibandingkan banjir yang disebabkan oleh drainase, itu lebih tinggi, yakni sekitar 65 persen,” katanya kepada para wartawan.
Hal serupa, kata Bambang, juga terjadi pada banjir Minggu (23/2). Persentase drainase yang tersumbat sekitar 86 persen dan persentase paling rendah akibat sungai yang meluap. “Pada 23 Februari banjir yang disebabkan sungai itu sekitar 13-14 persen dibandingkan banjir yang disebabkan drainase, yakni 86 persen,”ujarnya.
Namun, kata Bambang, pada banjir awal tahun, persentase drainase dan air sungai yang meluap berada pada posisi seimbang. Bambang menyebut saat itu kondisi Bendung Katulampa dan Pintu Air Manggarai berada di siaga I.
“1 Januari status Bendung Katulampa siaga I dan Manggarai siaga I. Karenanya, persentase banjir sungai dan banjir disebabkan drainase itu separuh-separuh,” ujarnya.
Bambang mengimbau agar di setiap rumah membuat sumur resapan. Hal itu dilakukan untuk menahan air hujan yang turun.
“Kita perlu membuat sumur resapan. Kita bayangkan saja setiap rumah tangga bisa menahan air hujan sebanyak 1-2 meter kubik, betapa banyak aliran tengah yang bisa tertahan,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, Jakarta diguyur hujan deras hingga membuat beberapa wilayah banjir. Kadis Sumber Daya Air DKI Jakarta Juaini Yusuf mengatakan kondisi sungai-sungai yang melimpas membuat hal itu bisa terjadi.
“Ini kondisi sudah siaga satu semua, sungai limpas (luber) semua. Jadi kebetulan air pasang juga, lagi naik. Nah, pukul 11.00 WIB ini baru pada turun,” kata Juaini di Pintu Air Manggarai, Jakarta, Selasa (25/2/2020). Lebih lanjut Ia mengatakan, kondisi siaga I di beberapa pintu air memang menjadi penyebab banjir hari ini. Ia memastikan tidak ada sumbatan di saluran-saluran air.
Dikutip dari laman detik.com, berikut titik banjir di Jakarta-Bekasi hingga siang ini:
1. Banjir di Cipinang Melayu Jaktim
Hingga siang ini, banjir masih merendam kawasan Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Ada sepasang suami-istri meninggal dunia karena terjebak banjir. Keduanya belum dievakuasi.
“Korban di RW 04 2 orang suami istri meninggal karena terjebak banjir. Lansia, sekitar umur 75 tahun. Mereka memang sakit sebetulnya,” kata Ketua RW 04 Cipinang Melayu, Irwan Kurniadi, Rabu (1/1/2019).
Selain sepasang suami-istri, ada seorang warga lain yang meninggal dunia. Korban sudah dievakuasi. “Meninggal satu orang, umur sekitar di atas 60-an, udah tua. Belum dipastikan dia meninggal karena banjir, karena informasi yang kita dapat dia sudah meninggal. Permintaan evakuasi ke Damkar sekitar pukul 4 pagi. Evakuasi yang meninggal itu sekitar jam 9-an” kata Perwira Piket Pemadam Kebakaran Jaktim, Supriyadi.
2. Banjir di Jalan Kayu Putih Jaktim
Banjir terjadi di Jalan Kayu Putih Jakarta Timur. Banjir di kawasan ini setinggi paha orang dewasa.
Pantauan detikcom di Jalan Kayu Putih Raya, Jakarta Timur, pukul 11.25 WIB, Rabu (1/1/2019), air masih menggenang. Jalanan dari arah Kelapa Gading ataupun ke arah Rawamangun tak bisa dilintasi kendaraan. (bersambung)