Gerakan Green Consumerism di tingkat dunia
Kerusakan-kerusakan lingkungan yang terjadi selama ini telah memancing kekhawatiran dan keprihatinan dunia yang berpuncak dengan diselenggarakanya Earth Summit di Rio de Jenairo tahun 1992 yang membahas tentang pelaksanaan pembangunan berkelanjutan dan penyelamatan lingkungan serta memasukkan lingkungan hidup ke dalam arus tengah pembangunan setiap negara. Momentum ini menjadi titik tolak munculnya Green Consumerism. Negara-negara maju, seperti Jerman, Inggris, Amerika, Jepang menjadikannya sebagai salah satu isu utama dalam pembangunan lingkungan hidup.
Baca juga : Cara Mudah Menjadi Green Consumer
Sebenarnya gerakan green consumer muncul tahun 1970 sejak diperkenalkannya Environmental Impact Assessment (EIA) di Amerika Serikat. Di dalamnya perusahaan mewajibkan adanya perhitungan atas lingkungan bagi setiap rencana kegiatan yang diperkirakan berdampak besar (adverse impact) terhadap lingkungan. Konsep menginternalkan harga (cost) lingkungan dalam suatu produksi dilanjuti pula dalam konsep pembangunan berkelanjutan.
“Di Indonesia, kedua konsep di atas terinternalisasi dalam Undang-Undang No. 4 tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan,” ujar Latipah Hendarti, executive director Detara Foundation. Kemudian green consumerism ini berkembang menjadi sebuah sikap politik yang meluas terutama di negara-negara maju. Pada skala kebijakan ekonomi, paradigma ini memunculkan eco labeling yaitu pemberian label ekologi yang menjamin bahwa sebuah produk tidak merusak lingkungan dalam proses produksinya.
Green consumerism dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu: Pertama, individu yang secara moral ingin melakukan perubahan dengan pendiriannya sebagai green consumer. Kedua, kelompok ironis yang mempunyai keyakinan spiritual ecosentris. Ketiga, kelompok green consumer radikal. Perkembangan green consumerism menuntut pemasar untuk lebih jeli dalam mengamati pemasar. Peranan environmental advocacy group menjadi semakin penting sehingga pemasar harus menyadari hal ini. Inovasi-inovasi yang berkaitan dengan lingkungan fisik menjadi bagian integral dalam strategi pemasaran.