Kondisi iklim global, penipisan ozon, efek polusi zat-zat toksik terhadap ekosistem global, mengakibatkan limbah semakin banyak. Hal ini merupakan akibat dari perubahan iklim termasuk degradasi lingkungan perairan dan laut serta peningkatan populasi manusia. Perubahan iklim merupakan fenomena yang mulai dirasakan oleh masyarakat global, termasuk Indonesia.
Perubahan ilkin picu frekuensi kejadian penyakit
Menurut WHO, perubahan iklim mempengaruhi determinan sosial dan kesehatan. Suhu yang semakin meningkat menyebabkan semakin meluasnya tempat perindukan vektor dan hewan pembawa penyakit, yang pada akhirnya semakin meluasnya masyarakat yang rentan terhadap penyakit akibat vektor dan hewan pembawa penyakit.
Dalam beberapa dekade terakhir, frekuensi kejadian penyakit yang dipicu perubahan iklim semakin tinggi, antara lain Demam Berdarah Dengue (DBD). ”Oleh sebab itu, Indonesia harus berperan aktif dalam mitigasi agar dapat mengendalikan perubahan iklim serta adaptasi agar dapat tetap hidup sehat dalam dinamika iklim yang terus berubah dengan mewujudkan desa ramah iklim atau desa sehat iklim. Untuk mendukung pengembangannya, perlu ada gambaran wilayah yang rentan terhadap perubahan iklim,” tandas Menkes Nila.
Dalam mendukung mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, Kementerian Kesehatan mengembangkan upaya promotif dan preventif melalui kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Program ini diselenggarakan dengan menerapkan ”5 Pilar STBM”, yaitu; 1) Stop Buang Air Besar Sembarangan; 2) Cuci Tangan pakai Sabun; 3) Pengelolaan Air Minum dan Makanan; 4) Pengelolaan Sampah; 5) Pengelolaan Limbah Cair.
Secara khusus, pengelolaan sampah rumah tangga menjadi perhatian di dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Kesadaran masyarakat dalam pemilahan sampah di tingkat rumah tangga agar menjadi budaya positif dan berkontribusi di dalam pembanggunan kesehatan lingkungan.
Perubahan iklin meningkatkan angka kematian
Sementara ini, Dirjen Kesehatan Masyarakat, Kirana Pritasari saat membuka sesi seminar sebelum pemberian penghargaan oleh Menkes, menegaskan bahwa perubahan iklim akan mengakibatkan penambahan sekitar 250.000 kematian per tahun antara tahun 2030 dan 2050. (bersambung).