Banyak alternatif bisa dilakukan untuk membuat masker sendiri. Beberapa bahan bisa dipilih, terutama yang memiliki kreteria dapat menyaring partikel lebih baik daripada yang lain, sehingga dapat melindungi Anda dari paparan atau infeksi.
Sehatalami.co ~ Makser mendadak menjadi barang paling dicari. Itu terjadi setelah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mulai menyarankan masyarakat untuk mengenakan penutup wajah atau masker saat berada di luar rumah untuk “memperlambat penyebaran” virus corona atau Covid-19.
Tidak hanya di Indonesia, di banyak negara yang kini menjadi episentrum dunia pandemi Covid-19 – juga melakukan hal yang sama. Itu mengapa, banyak negara mengeluhkan minimnya pasokan masker, tidak saja untuk masyarakat awam, tetapi terutama bagi masker bedah (dan alat pelindung lainnya).
Banyak negara menyadari saat wabah Covid-19 terus berkembang secara global, rantai pasokan untuk perangkat ini akan terus tergerus, karena permintaan melebihi pasokan yang tersedia.
Solusinya, berimprovisasi
Sebenarnya banyak alternatif bisa dilakukan untuk membuat masker sendiri. Beberapa bahan bisa dipilih, terutama yang memiliki kreteria dapat dapat menyaring partikel lebih baik daripada yang lain, sehingga dapat melindungi Anda dari paparan atau infeksi.
Penutup muka kain yang dibuat dari barang-barang rumah tangga atau dibuat di rumah dari bahan-bahan umum dengan biaya rendah dapat digunakan sebagai tambahan, untuk membantu perlindungan kesehatan masyarakat secara mandiri.
Hal yang perlu dilakukan, pemakaian masker ini sebenarnya adalah untuk melatih masyarakat menerapkan secara disiplin jaga jarak atau social distancing, setidaknya 2 meter untuk memperlambat penyebaran virus.
OTG perlu dihindari
Masker sangat membantu mencegah Anda terpapar dari pandemi Covid-19 dari orang terinfeksi namun tanpa menimbulkan gejala (orang tanpa gejala/OTG). Atau orang dengan “infeksi diam” alias tidak menunjukkan gejala. Mereka ini harus diwaspadai karana tidak menderita demam, batuk, atau gejala khas Covid-19 lainnya.
Mereka inilah yang tanpa sadar dapat menyebarkan virus ke orang lain, begitu menurut penemuan sebuah penelitian yang baru-baru ini diterbitkan.
Karenanya, jika mereka ini mengenakan masker, mereka dapat melindungi orang lain, meskipun tidak harus masker N95, yang standar medis sekali pun.
Bahan terbaik untuk masker buatan sendiri
Masker bedah (yang bukan N95) hanya menyaring sekitar 60 hingga 65 persen partikel yang normal untuk jenis masker ini.
Sementara mengenakan masker dengan bahan kain sarung bantal atau piyama flanel yang dijahit dengan dua lapis kain tersebut, Anda bisa memberikan perlindungan hingga 60 persen.
Tentu saja, kaos katun dan piyama bukan satu-satunya kain pilihan untuk membuat masker. Ada banyak pilihan kain lain untuk membuat masker, dengan tingkat penyaringan partikel yang lebih baik.
Kapas Quilter, yang memiliki jumlah benang sangat tinggi, diyakini mampu memberikan perlindungan dari partikel hingga sekitar 80 persen dan benar-benar bisa cukup diandalkan sebagai masker, bahkan lebih baik daripada masker bedah biasa.
Meski begitu, hal yang paling penting untuk diperhatikan saat membuat masker sendiri adalah jangan sampai membuat Anda menjadi sulit bernapas. Hindari penggunaan bahan seperti, filter udara atau tungku rumah tangga, seperti fiberglass dan zat lain yang tidak selalu aman untuk bernapas. (SA)