Budidaya tanaman porang bahkan sedang diminati dan menjadi incaran para buyer. Meski begitu sebelum menanam porang, Anda harus jeli untuk memilih bibit tanaman porang yang sebenarnya. Juga harus mengikuti pola tanam yang baik dan benar, sehingga bisa menghasilkan panen yang diharapkan.
Sehatalami.co ~ Tanaman porang kini sedang menjadi primadona. Selain memiliki banyak manfaat dan khasiat, tanaman porang juga banyak dicari karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kisah sukses “Paidi” dengan budidaya porang telah menginspirasi banyak petani di Madiun untuk bergiat menanam porang.
Betapa tidak, seorang petani asal Madiun bernama “Paidi” diberitakan bisa menjadi miliarder setelah menjadi petani porang dan mengekspor hasil panennya hingga Jepang dan China. Ia bercerita setiap 1 hektar tanaman porang bisa menghasilkan hingga 10 -12 ton umbi basah atau sedikitnya 1, 5 ton kering dengan harga mentah Rp 8000/kg dan harga setelah dikeringkan atau diolah bisa mencapai 50 ribu/kg, hingga per haktar tanaman porang miliknya menghasilkan Rp 800 juta rupiah. Kisah sukses Paidi, memang wow!
Kini budidaya tanaman porang bahkan sedang diminati dan menjadi incaran para buyer. Meski begitu sebelum menanam porang, Anda harus jeli untuk memilih bibit tanaman porang yang sebenarnya. Juga harus mengikuti pola tanam yang baik dan benar, sehingga bisa menghasilkan panen yang diharapkan.
Yuk ikuti event: Healthy Tour and Workshop Budidaya Tanaman Porang sebagai Komoditi Eskpor yang Menjanjikan! Kunjungan Langsung ke Kebun Tanaman Porang di Madiun.
Kenali dan pilih bibit porang yang baik.
Sebelum budidaya porang, lebih baik pelajari teknik budidaya dan tanam porang dengan seksama. pelajari perbedaan tanaman porang dengan tanaman sejenis yang mirip dengan porang. Sebab, ternyata ada empat jenis tanaman yang sangat menyerupai porang dari bentuk daun dan batang.
Dikutip dari detik.com seorang petani menjelaskan bahwa, “Ada empat jenis tanaman ini sangat menyerupai, kalau tidak jeli bisa salah pilih jenis porang. Jadi ini juga imbauan untuk petani pemula,” terang petani porang Karno kepada detikcom di perkebunan Porang, Desa Sumberbendo Kecamatan Saradan Madiun, Sabtu (22/2/2020).
Keempat jenis tanaman lain tersebut memang sangat mirip dengan porang. Yaitu, suweg, iles-iles, walur, dan blodor. Keempat tanaman itu, lanjut Karno, sama dengan porang yakni tumbuhan liar di hutan.
“Memang ada empat tanaman ini sama persis kalau belum tahu dan baru mengenal porang. Sehingga harus jeli bagi pemula yang membeli bibit. Ada suweg, iles-iles, walur, dan blodor dan sangat mirip,” katanya.
Untuk mengenali bibit Porang, kata Karno, jenis porang dipastikan akan tumbuh biji ubi katak yang ada di ujung pohon atau tengah daun yang mekar. Selain di ujung batang utama tengah dauh, biji katak juga tumbuh di pinggir daun dengan ukuran lebih kecil.
“Dipastikan kalau tidak ada biji katak di tengah daun atau ujung batang itu bukan porang. Itu ciri utama yang harus di perhatikan. Empat jenis lain yang menyerupai tidak punya biji katak,” paparnya.
Jangan Sampai Salah, Ada 4 Tanaman Mirip Porang, Apa Saja?
Karno menambahkan, nilai jual biji katak porang yang berada di tengah sangat mahal bisa mencapai Rp 150 ribu per kilo gram. Karena memiliki kualitas yang sangat bagus dibanding umbi katak yang ada di daun bagian pinggir.
Berikut ciri-ciri tanaman yang menyerupai Porang;
- Iles-iles dengan warna umbi putih dan tidak memiliki katak, dengan warna pohon hitam ada loreng hitam putih serta daun tipis.
- Walur dengan ciri memiliki umbi warna putih agak kuning namun punya serat. Pada umbi bagian luar punya buntil kecil atau calon anakan, kemudian pohon kasar beda dengan porang yang halus. Ciri lain dipastikan tidak memiliki daun tipis serta warna pohon hitam dengan batang loreng hitam putih.
- Suweg memiliki umbi warna kuning agak putih dengan bagian luar punya buntil kecil menyerupai walur dengan bentuk umbi berserat.
- Blodor dengan ciri, pada batang pohon sama dengan walur, tetapi pohon lebih kasar dan lebih tinggi besar menyerupai pohon pepaya.
Dilansir dari detik.com, tanaman porang yang ditanam warga desa Sumberbendo Kecamatan Saradan saat ini mencapai 1.200 hektar tersebar di lahan perhutani hingga dua Desa tetangga yakni Pajaran , Klangon. Saat ini Desa Sumberbendo, menjadi jujugan banyak mahasiswa dan dosen untuk belajar bertanam porang, termasuk dari kampus Brawijaya Malang. (SA)