Sadarkah kita jika diam-diam dari tempat dan ruangan kerja yang selama ini kita anggap aman, ternyata banyak ditemukan sumber polutan yang berpotensi mengganggu kesehatan kita? Bisakah kita menghindarinya?
Sehatalami.co ~ Data dari World Health Organization (2002) tingkat polusi udara di kota Jakarta terburuk nomor tiga di dunia, setelah Meksiko dan Bangkok. Tapi benarkah kita lebih aman dari polusi ketika berada di dalam ruangan?
Ternyata tidak. Bahkan, menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh United States Environmental Protection Agency (US EPA), derajat polusi di dalam ruangan justru dua sampai lima kali lebih tinggi daripada polusi di luar ruangan.
Sick Building Syndrome
Karena itu, tak mengherankan jika penelitian yang dilakukan oleh Ikatan Ahli Kesehatan Lingkungan terhadap 350 orang karyawan berusia 30-50 tahun, dari 18 perusahaan di wilayah DKI Jakarta (Juli sampai Desember 2008) menunjukkan bahwa 50% orang yang bekerja di dalam gedung perkantoran mengalami keluhan: sakit kepala, iritasi mata, cepat lelah, kembung, hidung berair, tenggorokan gatal, sulit berkonsentrasi, kulit gatal dan kering, batuk kering.
Gejala-gejala tidak spesifik yang sekilas mirip flu ini, sebenarnya adalah indikator dari sick building syndrome. Untuk membedakan, apakah keluhan seorang karyawan bisa dikategorikan sebagai sick building syndrome atau gangguan penyakit lain, menurut Dr dr Budi Haryanto, PhD, MSc dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, Universitas Indonesia (IAKMI UI), sangat mudah, ”Kalau selama di dalam kantor keluhan itu ada, dan hilang saat kita berada di luar ruangan, misalnya saat makan siang, itu adalah pertanda sick building syndrome.”
Tentu saja, kondisi ini tidak bisa dianggap remeh, karena menurut Dr Hendrawati Utomo, MS, SpOK – dokter spesialis okupasi dan polusi – dalam jangka panjang, keluhan-keluhan ringan ini bisa berlanjut ke komplikasi yang lebih berat, seperti penyakit-penyakit infeksi saluran pernapasan, bahkan kanker.
Sumber polusi dalam ruangan
Sebuah riset yang dilakukan oleh Institut Nasional Kesehatan dan Keselamatan Kerja Amerika Serikat pada tahun 1997 menunjukkan bahwa sebanyak 52% penyakit pernapasan yang berhubungan dengan kualitas udara di dalam ruang, bersumber dari kurangnya ventilasi serta kinerja air conditioner (AC) yang buruk, dan adanya sumber-sumber radikal bebas. (bersambung).