Selain mengurangi sumber polutan, kita juga perlu mengoptimalkan sistem daya tahan tubuh agar mampu melawan efek buruk lingkungan. ”Pola makan sehat dengan memilih makanan yang mengandung banyak sayur, melakukan aktivitas sehari-hari yang lebih banyak membutuhkan gerak, serta olahraga secara rutin, terbukti dapat meningkatkan daya tahan tubuh,” kata Budi Haryanto.
Salah satu unsur dari sistem pertahanan tubuh yang dibutuhkan untuk melawan radikal bebas adalah antioksidan.”Antioksidan adalah senyawa yang memberikan elektron donor untuk menstabilkan radikal bebas.” kata Dr Handy Purnama, Medical Marketing Manager Bayer HealthCare.
Pentingnya kecukupan antioksidan
Kecukupan antioksidan penting untuk melawan dampak buruk radikal bebas telah dibuktikan lewat penelitian yang dilakukan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia. Penelitian ini dilakukan terhadap 350 karyawan berusia 30-50 tahun, dari 18 perusahaan di wilayah DKI sejak Juli sampai Desember 2008.
Pada subjek penelitian yang mengkonsumsi suplemen antioksidan setiap hari selama 3 bulan, terlihat adanya penurunan keluhan sakit kepala sebesar 49%, mata perih sebesar 45%, hidung tersumbat sebesar 52%, radang tenggorokan sebesar 27%, dan pegal-pegal di tubuh sebesar 41%.
Handy menjelaskan bahwa antioksidan bekerja dengan berbagai cara. Vitamin A dan zinc (mineral seng) misalnya, menurunkan tingkat energi radikal bebas di dalam tubuh kita. Sementara, iron (besi), copper (tembaga), dan juga zinc (seng), mencegah pembentukan radikal bebas yang lebih banyak lagi akibat proses metabolisme. Sedang Vitamin A, Vitamin C, Vitamin E, dan selenium berfungsi untuk memutus rantai reaksi untuk mencegah terjadinya kerusakan sel.
Sumber antioksidan ini ada pada makanan. Vitamin A bisa diperoleh dari wortel, brokoli, sayuran hijau, labu, hati, kentang, susu, dan telur; sementara vitamin C bisa diperoleh dari cabai, jambu biji, jeruk, stroberi, tomat, dan nanas. Sedangkan vitamin E ada pada asparagus, alpukat, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Sayangnya, konsumsi makanan harian masyarakat Indonesia yang mengandung unsur-unsur antioksidan masih rendah. Menurut Budi Haryanto, angka kecukupan gizi masyarakat Indonesia untuk vitamin C hanya 62,6% dari yang dibutuhkan tubuh.
Untuk vitamin E malah hanya 35,5%. Karena itu, jika pola hidup yang kita jalani berisiko terpapar radikal bebas dalam jumlah besar, sementara olahraga dan pola makan yang sehat tak bisa dilakukan secara optimal, Budi menyarankan untuk membantu tubuh dengan suplemen antioksidan. (SA)