- Aquaponik adalah teknik budidaya ikan yang sekaligus bisa menghasilkan tanaman.
- Teknik tanam hidroponik juga tidak memakai tanah sebagai media tanam, sama-sama menggunakan air, namun pada hedroponik selain menggunakan air juga harus menggunakan arang sekam, kapas, sabut kelapa, arang, rockwol, kerikil, dan nutrisi kusus sebagai media tanam.
Sehatalami.co ~ Gelaran Green Festival 2019, yang baru saja di gelar di Plenary Hall, Jakarta Convention Centre Kamis, 31 Januari 2019, memberikan catatan menarik. Terutama bagi para penggiat dan pecinta lingkungan.
Salah satunya adalah upaya mengajak kaum muda – millennial untuk peduli pada kegiatan urban farming. Yakni bagaimana bisa memanfaatkan lahan-lahan sempit di kota-kota besar seperti Jakarta, untuk kegiatan bercocok tanam atau berkebun dengan media tanam tertentu.
Terutama juga sebagai upaya mengenalkan dan melestarikan tanaman sayuran, buah, maupun tanaman berkhasiat obat atau herbal di kalangan millennial. Termasuk sebagai upaya mendorong anak-anak muda, melahirkan ide-ide dan inovasi baru di sector agrikultur di kalangan pelaku usaha.
Muncul kemudian istilah easy gardening, teknik dasar menanam dan memelihara tanaman dengan media tanah. Ada pula teknik hidroponik dan aquaponik, yaitu teknik dasar menanam dan memelihara tanaman dengan media air.
Persoalannya, hingga saat ini masih banyak yang bingung membedakan antara istilah “aquaponik” dan “hidroponik” ini. Meskipun ada yang mengatakan jika teknik tanam keduanya sama, namun pada dasarnya berbeda.
Berikut ini perbedaan di antara keduanya.
Teknik berkebun model Aquaponik sering dikatakan berasal dari Jepang, yang dimaksudkan untuk memanfaatkan limbah air kolam ikan sebagai media tanam untuk sayuran. Jelasnya, Aquaponik adalah teknik budidaya ikan yang sekaligus bisa menghasilkan tanaman.
Sebenarnya teknik pembuatan media tanamanya hampir sama dengan media tanam untuk model tanam hidroponik. Yang membedakan, pada teknik Aquaponik, sekaligus sebagai bagian dari budidaya ikan (aquaculture), sehingga dalam satu kali produksi aquaponik bisa sekaligus memproduksi dua produk, yaini panen tanaman dan hasil piaraan dari kolam ikan.
Pada Aquaponik, ikan yang dipelihara di dalam kolam akan mengeluarkan bahan sisa berwujud kotoran yang berupa bahan organik. Nah, bahan organik yang sebenarnya amat beracun untuk ikan, terutama jika ada dalam jumlah yang banyak, hingga kolam ikan perlu rajin dibersihkan atau dikuras dan sterilkan secara periodik, dengan teknik aquaponik, kotoran atau limbah ikan tersebut justru bisa dimanfaatkan karena diperlukan oleh tanaman sebagai nutrisi untuk pertumbuhannya.
Maka zat organik yang tersedia di dalam kolam ikan ini kemudian dipindahkan – dengan cara dialirkan ke tempat budidaya tanaman supaya diserap oleh tanaman. Berbagai unsur organik yang terdapat di dalam air, kemudian diserap oleh tanaman sebagai nutrisi dengan cara dialirkan airnya secara bergulir – bersikulasi melalui sistem perpipaan sedemikian rupa, sehingga air dalam kolam iklan pun terjaga kebersihannya.
Dari proses daur ulang air dalam kolam ikan kemudian terjadi simbiosis mutualisme; air kolam ikan menjadi bersih lagi, setelah air disalurkan kembali ke kolam ikan, sehingga habitat ikan akan menjadi baik lagi dan ikan akan berkembang dengan lebih maksimal.
Perbedaan mencolok
Dari proses ini, kita bisa memperhatikan adanya perbedaan besar dalam teknik pemberian nutrisi pada tanaman. Pada sistem hidroponik kita harus secara langsung memberikan nutrisi pada tanaman dengan cara melarutkannya dalam air. Untuk itu kita harus mengeluarkan dana ekstra buat membeli nutrisi hidroponik. (bersambung).