Menurut para ahli, juice fastiang atau puasa hanya minum buah atau sayuran segar merupakan pilihan detok yang paling aman dan nyaman. Sebab sayuran dan buah mengandung gizi yang berlimpah pada buah segar, termasuk enzim-enzim dan energinya dapat menurunkan intensitas pembersihan pada tingkat yang lebih nyaman.
Sementara, detok dengan puasa hanya minum air menurut dr. Widya Murni, MARS, Dipl. of IHS dari Jakarta Anti Aging Center (JAAC), prosesnya lebih intensif karena akan membakar lebih banyak kalori. Namun bagi pemula, water fasting hanya boleh dilakukan dengan bimbingan khusus di klinik yang melayani terapi detok dan telah mempraktekkan terapi puasa dan di bawah pengawasan spesialis detoks.
Hal yang harus dipahami saat melakukan detok
Banyak orang beranggapan detoksifikasi memiliki tujuan utama menurunkan berat badan. Padahal sejatinya, detoksifikasi bukan merupakan program untuk penurunan berat badan, meski biasanya pelaku detok mendapatkan efek manfaat penurunan berat badan.
Yang benar, detoksifikasi bertujuan memperbaiki metabolisme tubuh, sehingga bisa kembali baik dan normal. Sebab jika metabolisme tubuh sehat, maka tidak akan terjauh kelebihan berat bahan, tidak akan terjadi penumpukan lemak, dan bahkan bisa jauh dari penyakit.
Detoksifikasi yang berhasil akan mengembalikan tubuh pada kondisi normal. Berhasil tidaknya detok antara lain dapat dilihat dari tampilan dan tekstur kulit yang menjadi tampak muda dan segar, juga ukuran lingkar tubuh yang mengecil tetapi terlihat tetap segar, bukan terlihat kurus dan layu.
Prinsip lain yang perlu dipahami adalah detok tidak akan membuat pelakunya kekurangan energi atau kalori gegarapa hanya mengkonsumsi jus buah-buahan. Sebab sejatinya, buah merupakan makanan rendah kalori, tetapi kaya akan energi. (bersambung).