- Jika flora usus terganggu keseimbangannya, dimana bakteri patogen jumlahnya jauh lebih tinggi dibandingkan bakteri ‘baik’, maka bisa timbul berbagai gangguan mulai dari yang ringan sampai gejala infeksi yang berat.
- Beberapa gangguan yang bisa terjadi diantaranya adalah kembung, sariawan, sembelit, diare, sakit di ulu hati, hingga infeksi jamur Candida, yang lama kelamaan bisa terjadi radang usus kronik.
Sehatalami.co ~ Apakah Anda mempunyai hobi mengkonsumsi aneka camilan manis? Kehadiran camilan dalam hidup kita memang sulit dihindari. Apalagi pada saat-saat istimewa, misalnya perayaan ulang tahun dan hari-hari besar Lebaran, Natal, atau Tahun Baru. Saat itu di sekitar kita pasti bertaburan aneka cake, cokelat hingga kue-kue kering yang manis dan lezat untuk memeriahkan suasana. Rasanya terlalu menggoda untuk dilewatkan, tetapi lebih bijak bila kita tidak memakannya berlebihan.
Salah satu sebabnya adalah karena mengkonsumsi camilan manis secara berlebihan bisa menyebabkan terganggunya keseimbangan flora di dalam usus yang akhirnya menekan sistem kekebalan tubuh. Mengapa menjaga keseimbangan flora usus begitu penting bagi kita?
Jika bakteri patogen lebih dominan
Di dalam usus kita, selain terdapat bakteri yang bisa menyebabkan penyakit atau bakteri patogen, terdapat juga bakteri yang menguntungkan atau bakteri ‘baik’. Contoh bakteri penyebab penyakit misalnya Clostridium botulinum dan E.coli, sedang contoh bakteri ‘baik’ yaitu Bifidobacterium, karena berfungsi melindungi usus besar dari serangan bakteri patogen dan jamur.
Jika kedua jenis bakteri tersebut berada dalam keseimbangan yang baik maka kita dalam keadaan sehat. Tapi jika flora usus terganggu keseimbangannya, dimana bakteri patogen jumlahnya jauh lebih tinggi dibandingkan bakteri ‘baik’, maka bisa timbul berbagai gangguan mulai dari yang ringan sampai gejala infeksi yang berat. Beberapa gangguan yang bisa terjadi diantaranya adalah kembung, sariawan, sembelit, diare, sakit di ulu hati, hingga infeksi jamur Candida, yang lama kelamaan bisa terjadi radang usus kronik.
Bahkan menurut dr. Sonia Wibisono dalam seminar mengenai Probiotik yang diselenggarakan Sun Hope di Jakarta pada tanggal 28 Agustus 2005 ketidakseimbangan flora usus ini apabila tidak diperbaiki bisa menyebabkan ulkus di lambung dan di usus, gangguan empedu, migrain hingga artritis. Itulah sebabnya jumlah bakteri ‘baik’ di dalam usus perlu ditingkatkan. Pada umumnya ketidakseimbangan flora usus ini lebih mudah terjadi pada orang yang mengalami alergi (eksim, urtikaria) dan orang yang mengalami gangguan sistem imun (food intolerance).
Sebenarnya mengkonsumsi makanan manis secara berlebihan pun bukan merupakan satu-satunya penyebab. Keseimbangan flora usus juga bisa terganggu akibat terlampau banyak mengkonsumsi makanan olahan pabrik yang kaya zat pengawet, pewarna, atau zat penstabil adonan. Ditambah lagi dengan kebiasaan minum kopi atau minuman keras, sering mengkonsumsi obat-obat pencahar, antibiotika, obat kortikosteroid, pil KB; atau karena pola makan sehari-hari yang miskin serat.
Begitu juga mengkonsumsi daging serta produk susu dan olahannya yang tercemar residu antibiotik, akan merusak keseimbangan flora usus. Kondisi stres, radiasi, konsumsi tembakau, atau sedang berada dalam perjalanan juga berpengaruh buruk pada bakteri ‘baik’ dalam tubuh. Belum lagi penggunaan pestisida dan bahan kimia pada produk pertanian, juga klor dalam air minum yang membuat bakteri patogen tumbuh lebih subur pada lingkungan dan tubuh kita dibanding bakteri ‘baik’.
Perlunya probiotik dan prebiotik
Untuk menciptakan keseimbangan yang baik antara bakteri patogen dengan bakteri ‘baik’, perlu mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung bakteri ‘baik’, yang disebut makanan probiotik. Yogurt dengan bakteri hidup, kefir, tempe, kim chee, sauerkraut, miso, buttermilk, sour cream, dan cottage cheese adalah sumber probiotik yang baik. Jika perlu Anda juga bisa mengkonsumsi suplemen probiotik.
Untuk membantu menunjang perkembangbiakan bakteri ‘baik’ di dalam usus, kita juga perlu mengkonsumsi makanan yang mengandung senyawa prebiotik. Senyawa prebiotik adalah nutrisi yang cocok bagi bakteri probiotik tetapi tidak disukai oleh bakteri patogen.
Senyawa prebiotik banyak terdapat pada makanan yang kaya serat seperti biji-bijian, sayuran seperti brokoli, kembang kol, sayuran berdaun hijau, serta buah-buahan. Produk olahan kedelai seperti tahu, tempe, dan tauco juga kaya senyawa prebiotik; begitu juga tepung gandum utuh, bawang bombai, dan bawang putih.
Dengan cukup mengkonsumsi makanan atau suplemen probiotik, maka keseimbangan flora usus akan terpelihara. Selain itu, Anda juga akan mendapatkan berbagai manfaat, inilah 10 diantaranya:
1. Membantu membersihkan saluran cerna dan memproduksi vitamin
Bakteri probiotik dapat membantu membersihkan saluran pencernaan dan semua membran mukosa tempat mereka hidup. Karena itu bisa membantu mengatasi masalah-masalah yang disebabkan sistem pencernaan yang tidak bekerja sebagaimana mestinya. Selain itu bakteri probiotik juga berfungsi memproduksi berbagai jenis vitamin B (B-3, B-5, B6, B-9, dan B-12).
2. Meningkatkan fungsi hati dalam membersihkan toksin
Protein yang terkandung dalam makanan akan diuraikan dan diserap oleh asam lambung. Jika bakteri patogen dalam tubuh lebih dominan daripada bakteri ’baik’, maka bakteri patogen dapat mengubah sebagian protein menjadi amino, fenol, dan zat-zat beracun lainnya. Zat-zat beracun ini lalu diserap usus dan hati ketika hati melakukan fungsinya sebagai penawar racun.
Bila zat-zat berbahaya tersebut dalam jumlah berlebihan sehingga melebihi beban yang bisa ditanggung oleh hati dan ginjal, maka tidak semua zat berbahaya tersebut dapat diurai. Akibatnya, zat beracun tersebut kemudian bercampur di dalam darah dan bersirkulasi di seluruh tubuh. Akhirnya bisa menjadi faktor penyebab kanker dan mempercepat proses penuaan. (bersambung)