Mengenakan sepatu hak tinggi dan berdiri sepanjang hari berarti persendian Anda tidak mendapatkan dukungan yang dibutuhkan, gaya berjalan Anda menjadi tidak alami, sehingga postur tubuh Anda menderita, dan kaki Anda menjadi lebih rentan terhadap cedera dan rasa sakit.
Sehatalami.co ~ Nyeri kaki dan masalah kaki bisa mengganggu dan membuat tidak nyaman. Masalahnya, apakah seorang wanita lebih tentan menderita masalah nyeri pada kaki? Mungkin, kata Dr. Hanume Gowda, sebagaimana dilansir dari laman womenfitnessmag.com. Karena itu, para wanita sebaiknya mewaspadai 4 faktor risiko utama berikut ini, yang bisa menjadi pemicu mengala wanita lebih banyak menderita nyeri kaki.
1. Sepatu Hak Tinggi
Wanita selalu ingin tampil modis dengan sepatu hak tinggi. Kelihatannya cara ini bagian dari trik untuk tampil cantik, terlihat lebih semampai. Namun, bisa memberikan ketidaknyamanan pada posisi sendi kaki dan bahkan potensial memicu sakit punggung.
Mengapa? Nah, sepatu hak tinggi tidak hanya
melengkungkan kaki Anda dan mempersempit posisi jari kaki Anda ke titik yang
tidak alami, tetapi juga mengubah gaya berjalan Anda, menggeser pinggul ke
depan, dan membuat pergelangan kaki Anda lebih rentan terhadap cedera.
Sepatu hak tinggi adalah penyebab utama kondisi kaki yang menyakitkan seperti:
- Hammertoes – tempat sambungan atas dari satu atau lebih jari kaki ditekuk ke bawah secara permanen
- Bunion – pertumbuhan tulang protrusif di sendi bawah jempol kaki
- Metatarsalgia – peradangan yang menyakitkan dan hilangnya bantalan di sekitar tulang di bola kaki.
- Tendonitis Achilles – penggunaan tumit tinggi dapat mempersingkat tendon Achilles yang menyebabkan ketegangan dan kejang
Alat bantu ortotik seperti bidai bunion, bantalan khusus untuk jari kaki, dan kawat gigi tendon Achilles dapat membantu mengurangi rasa sakit, tetapi menghindari penggunaan sepatu dengan tumit tinggi sebanyak mungkin adalah cara terbaik untuk menghilangkan rasa sakit untuk selamanya.
2. Kebiasaan Bekerja dengan posisi berdiri
Menurut Pusat Statistik Pendidikan Nasional, sekitar 75% guru adalah perempuan. Data sensus terbaru mengungkapkan bahwa lebih dari 90% perawat adalah perempuan juga. Belum lagi jenis pekerjaan lain seperti pekerjaan ritel, tata rambut, dan pekerjaan lain yang tak terhitung jumlahnya yang membutuhkan posisi konstan untuk berdiri di hampir sebagian waktu yang harus dihabiskan atau berkepanjangan.