Bunga teratai (Nelumbo nucifera) tentu sudah tidak asing di telinga kita. Namun, karena keindahannya, ia mungkin lebih populer sebagai bunga hias untuk mempercantik kolam atau taman. Padahal, manfaatnya sebagai obat sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu.
Sehatalamai.co ~ Bunga teratai memiliki nama lain seperti padma, lotus, seroja, terate, atau teratai besar. Dalam bahasa Inggris, teratai disebut sacred lotus (teratai suci) atau indian lotus (teratai india). Di India, ia disebut kamal. Jauh berbeda dengan nama yang diberikan oleh orang Jepang, yaitu hasu (sarang lebah). Disebut demikian, karena tempat bijinya menyerupai sarang lebah.
Tanaman yang lebih populer sebagai tanaman air ini aslinya dari daratan Asia. Beberapa bukti sejarah, salah satunya fosil daun teratai, membuktikan bahwa ia sudah tumbuh di Cina sejak 10 juta tahun yang lalu.
Jika kemudian disebut-sebut berasal dari India, mungkin ini ada hubungannya dengan keyakinan dalam agama Hindu yang menganggap bunga teratai sebagai simbol kesucian. Sementara dalam agama Budha, bunga teratai menjadi simbol lingkaran kehidupan.
Konon, teratai dijadikan simbol kesucian dan keagungan karena kemampuannya hidup di tiga alam sekaligus, yaitu darat, air, dan udara. Meskipun rimpangnya terbenam di dalam lumpur, daun dan bunganya mengapung di atas permukaan air.
Bentuk fisiknya sangat menarik perhatian, karena selain penampilannya cantik, bunganya juga wangi. Saat berbunga, mahkota bunganya berwarna merah muda atau putih, dihiasi benang sari berwarna kuning. Diameter bunganya bervariasi, antara 15 sampai 25 cm.
Bunga teratai mekar sehari penuh mulai pagi hingga sore hari. Setelah layu, mahkota bunganya akan berguguran hingga tersisa dasarnya saja. Nah, dasar bunga inilah yang sering disebut sarang lebah, karena bentuk penampangnya yang berlubang-lubang. Bijinya tersimpan di dalam lubang-lubang tersebut. (bersambung).