Secara tradisional belimbing sering dimanfaatkan untuk mengatasi beberapa masalah kesehatan, antara lain untuk menurunkan tekanan darah dan kolesterol, melancarkan pencernaan, dan untuk mengatasi radang tenggorokan.
Sehatalami.co ~ Belimbing manis dikenal memiliki bentuk unik, seperti bintang persegi lima (star fruit), terutama jika dipotong secara horizontal. Lekak-lekuk buahnya juga terlihat eksotis jika dilihat dari penampangnya yang melintang. Permukaan kulitnya tipis, licin dan mengkilat seperti lilin, dengan warna kulit yang indah bervariasi hijau kekuningan, kuning cerah, kuning kemerahan, dan hijau muda atau tua.
Citarasa belimbing matang renyah dan manis bervariasi sesuai dengan jenis dan macam varietasnya. Sebagian ahli kuliner mengaku cukup sulit membandingkannya dengan citarasa buah-buahan lain. Namun ada juga yang menyebut citrasa belimbing hampir sama dengan campuran rasa apel, pir, dan buah-buhan keluarga jeruk sekaligus. Sementara belimbing mentah memiliki rasa dominan asam.
Belimbing paling baik dikonsumsi segera setelah matang, yang ditandai dengan semburat warna kuning mulai mendominasi warna cahaya kehijauannya. Atau setelah semua jejak warna hijaunya menghilang berubah menjadi warna kuning gelap atau kuning kemerahan. Meski begitu, umumnya belimbing dipanen saat warna permukaan kulitnya masih menyisakan semburat warna kehijauan, dan akan berubah menjadi kuning dalam penyimpanan pada suhu ruangan.
Padat Gizi & Sumber Anti-oksidan
Menurut Ir Yuli Widiastuti, MP, belimbing sering dikonsumsi sebagai buah meja, meskipun pada dasarnya dapat diolah dalam berbagai sajian lezat lain. Sebagai sember pangan, belimbing memiliki kandungan nutrisi yang cukup lengkap seperti karbohidrat, gula, lemak, protein, kalsium, fosfor, vitamin B1, folat, seng, dan lain-lain. Kandungan vitamin A dan vitamin C cukup tinggi, sehingga sangat bermanfaat sebagai anti-oksidan (penangkal radikal bebas).