Apa herba yang bisa dipilih untuk menangkap flu di musim hujan misalnya. Hal Pertama yang perlu diperhatikan adalah apakah herba tersebut mudah ditemui, mudah cara memanfaatkannya dan jelas banyak khasiatnya.
1. Racikan Teh Pereda Flu
Pada saat cuaca sedang berganti-ganti secara ekstrim seperti saat ini, tubuh manusia dipaksa terus beradaptasi. Sel-sel di dalam tubuh bisa ikut stres karena bekerja terlalu keras, yang akhirnya menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Kalau sudah mulai bersin-bersin dan tubuh terasa dingin, Anda bisa meracik herba teh andalan berikut ini. Bahannya terdiri dari (masing-masing 6 gram) kayu manis Cina, jahe, bai shao, kulit jeruk mandarin, 5 gram licorice, dan 3 gram kurma Cina. Cuci bersih, rebus bersama 2 gelas air selama sekitar 20 menit. Saring, minum dalam keadaan hangat.
Menurut Dr Sisilia Indradjaja, MHM, Praktisi Traditional Chinese Medicine (TCM), sebagaimana pernah dimuat di majalah Nirmala, (Mei/2012), ramuan tersebut dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Misalnya, saat cuaca sedang mendung, angin bertiup kencang, sementara kita harus berkegiatan di luar ruangan, sebelum berangkat, boleh minum ramuan teh flu tersebut, masing-masing 1 gelas. Biasanya sih, stamina tetap terjaga dan flu-nya nggak jadi mampir.
Teh flu berperan meningkatkan daya tahan tubuh, karena menurutnya, tubuh manusia bisa jatuh sakit jika energi (chi) tidak seimbang, baik terlalu panas (yang) atau terlalu dingin (yin).
Dikatakannya, salah satu prinsip pengobatan TCM adalah bekerja dengan cara menyeimbangkan energi. Ramuan ini terdiri dari bahan-bahan yang sifatnya hangat, jadi cocok untuk orang yang energinya terlalu dingin. Gejalanya antara lain nadi lemah, tubuh dingin, atau merasa lemah dan lesu. Ia tidak cocok untuk orang yang energinya terlalu panas, contohnya yang mengalami radang tenggorokan.
2. Bai shao (Paeonia lactiflora)
Nama lainnya, white peony. Istilah “white” tersebut mengacu pada akarnya yang berwarna putih.
Kandungan: paeoniflorin (monoterpene glycoside), benzoylpaeoniflorin, albiflorin, oxypaeoniflorin, pentagalloylglucose, paeonilactones A, B and C yang memiliki efek antioksidan, antialergi, dan antiradang.
Manfaat: Berperan dalam mencegah penggumpalan darah, menurunkan demam, dan melenturkan jaringan otot.
3. Bidara laut (Strychnos nux vomica)
Dikenal luas sebagai bahan obat homeopati. Masyarakat di berbagai daerah di Indonesia memanfaatkannya untuk mengobati malaria, demam, dan diare.
Kandungan: alkaloid, tanin, galat, dan steroid (triterpoid) yang memiliki efek antiradang, antibakteri, dan meredakan rasa sakit.
Manfaat: Berperan dalam mendinginkan, melancarkan peredaran darah, rnembersihkan darah.
4. Jahe (Zingiber officinale)
Dijuluki sebagai rimpang sejuta khasiat. Bersifat aromatik, pedas dan hangat. Selain dimanfaatkan sebagai bumbu masak, juga obat tradisional sejak ribuan tahun yang lalu.
Kandungan: minyak asiri, zingiberen, shagaol, dan resin. Senyawa-senyawa tersebut membuatnya berefek
Manfaat: menstabilkan tekanan darah, melancarkan pencernaan, sumber antioksidan, mencegah penggumpalan darah, mencegah mual.
5. Kulit jeruk Mandarin (Citrus reticulata)
Merupakan buah jeruk khas Cina, yang ditandai dengan kulitnya yang berwarna oranye. Sebagai obat, bagian dalam kulit jeruk dikerok hingga warna putihnya hilang, kemudian dikeringkan.
Kandungan: senyawa dominan di dalamnya bernama nobiletin dan tangeritin, sejenis bioflavonoid yang berperan sebagai antioksidan.
Manfaat: menyeimbangkan chi, melancarkan pencernaan, menciutkan selaput lendir dan mengatasi peradangan, menurunkan kadar kolesterol dalam darah. (bersambung).