- Karbohidrat kompleks seperti nasi beras merah, singkong, roti whole wheat, oats, ubi, buah, dan sayuran sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urine.
- Lemak dapat menghambat pengeluaran asam urat melalui urine. Konsumsi makanan yang digoreng, bersantan, margarin dan mentega sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya dibatasi sebanyak 15 persen dari total kalori yang dikonsumsi dalam sehari.
Sehatalami.co ~ Makanan tinggi purin dan protein terbukti sebagai penyebab meningkatnya risiko gout. Hasil penelitian Dr Hyon K Choi selama 12 tahun, yang dipublikasikan dalam The New England Journal of Medicine, menunjukkan bahwa orang yang banyak mengkonsumsi daging merah memiliki risiko 40 persen lebih tinggi mengalami gout dibanding orang yang sedikit mengkonsumsi daging. Sedangkan orang yang banyak makan seafood memiliki risiko 50 persen lebih tinggi mengalami gout. Daging merah dan seafood merupakan sumber protein yang kaya akan purin.
Instalasi Gizi Perjan RS Dr Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietesien Indonesia menerapkan diet khusus untuk mengatasi gout artritis. Diet ini rendah purin, rendah lemak, cukup vitamin dan mineral. Diet gout artritis diberikan pada penderita gout dengan kadar asam urat > 7,5 mg/dl.
Pola diet yang sesuai bagi penderita asam urat harus memenuhi beberapa syarat:
1. Batasi asupan purin
Jika terjadi pembengkakan dan nyeri sendi, maka penderita gout harus melakukan diet bebas purin. Namun karena hampir semua bahan pangan, terutama sumber protein mengandung purin, maka hal ini memang sulit dilakukan. Menu makanan sehari-hari biasanya mengandung 600-1000 mg purin per hari. Namun, bagi penderita asam urat harus dibatasi hanya sekitar 100-150 mg purin per hari.
Kita bisa mengontrol asupan purin dengan memilih pangan yang rendah kandungan purinnya. Menurut kadar kandungan purin, jenis makanan bisa dibedakan menjadi 3 kelompok (seperti di bawah ini).
Kelompok Pangan Menurut Kadar Purin ( Sumber: Instalasi Gizi Perjan RS Dr Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia)
- Kelompok I: Kadar purin tinggi (100-1000 mg purin/100 g bahan pangan). Anjuran. Sebaiknya hindari; Otak, hati, jantung, ginjal, jeroan, ekstrak daging/kaldu, bebek, burung dara, sardin, makarel, remis, kerang, ikan teri, alkohol, ragi, dan makanan yang diawetkan.
- Kelompok II: Kadar purin sedang (50-100 mg purin/100 mg bahan pangan). Konsumsi. Konsumsi dibatasi maksimal 50-75 gram (1-1½ potong) untuk daging sapi, ayam, dan ikan, atau 1 mangkuk (100 gram) sayuran sehari. Contoh makanan; Daging sapi, ayam, ikan (kecuali yang terdapat dalam kelompok I), udang; kacang-kacangan kering dan hasil olahannya, seperti tahu dan tempe; asparagus, bayam, daun singkong, kembang kol, kangkung, daun dan buah melinjo, buncis, kapri, jamur.
- Kelompok III: Kadar purin rendah (0-<50 mg purin/100 mg bahan pangan). Dapat dimakan setiap hari. Contoh makanan; Nasi, singkong, jagung, roti whole wheat, mie, susu low fat, telur, buah-buahan (kecuali durian dan alpukat), dan sayuran (kecuali sayuran dalam kelompok II). (bersambung).