Siap dimasak, tanpa perlu dipotong dan tidak meninggalkan sampah. Itulah sebabnya, menurut Dr. Clive M. McKay, profesor gizi pada Cornell University AS, taoge merupakan satu-satunya sayuran yang paling banyak ditanam dan dimakan sepanjang Perang Dunia II.
Pengecambahan ‘menahan’ kandungan vitamin B-kompleks dalam kedelai, sehingga jumlahnya tidak berkurang. Yang menakjubkan, pengecambahan melambungkan jumlah vitamin A sebanyak 300 persen dan vitamin C hingga 500-600 persen. Mereka pun menemukan bahwa pengecambahan telah mengubah karbohidrat kompleks dalam biji-bijian dan kacang-kacangan menjadi gula sederhana, yang mudah dicerna dan diserap tubuh.
Meskipun ditanam dalam kegelapan, taoge alfalfa lebih kaya klorofil dibanding seledri, bokcoi, dan sawi. Protein dalam taoge alfalfa, bunga matahari, dan radis rata-rata 4 persen, sedangkan dalam selada hanya 3 persen, dalam susu sapi segar hanya 3,2 persen. Bahkan, kadar protein dalam taoge kedelai bisa mencapai 28 persen.
Manfaat sehat kecambah. Sayuran taoge jenis apa pun, baik taoge kacang hijau, taoge kedelai, taoge alfalfa, maupun jenis taoge lainnya, mengandung banyak sekali senyawa fitokimiawi berkhasiat. Salah satunya adalah kanavanin (canavanine), jenis asam amino bahan penyusun arginin yang paling banyak tersimpan dalam taoge alfalfa. Kanavanin, menurut sejumlah hasil penelitian, mampu melumpuhkan bibit kanker leukemia, usus besar, dan pankreas.
Estrogen alami yang terdapat dalam taoge berfungsi sama dengan estrogen sintetis, tapi yang ini tanpa efek sampingan. Estrogen dalam taoge secara nyata dapat meningkatkan kepadatan dan susunan tulang, serta mencegah rapuh tulang (osteoporosis). Rajin makan taoge membantu wanita terhindar dari kanker payudara, gangguan menjelang menstruasi (premenstrual syndrome, PMS), keluhan semburat panas (hot flashes) pramenopause, dan gangguan akibat menopause. (bersambung).