Apa yang menyebabkan gula pasir yang biasa kita manfaatkan saat penyeduh teh dan kopi tidak termasuk jenis makanan yang bergizi? Yuk, cari tahu penjelasan lengkapnya di sini!
Sehatalami.co ~ Gula yang sehari-hari kita kenal adalah gula dalam bentuk sukrosa, yaitu gula pasir putih yang diproses secara industri dari air tebu atau bit. Sukrosa tidak bisa digolongkan dalam makanan bergizi karena selama proses pengolahannya, seluruh kandungan vitamin, mineral, protein, serat, air, dan zat-zat pendukung penting lainnya telah terbuang. Struktur kimiawi sukrosa tidak terdapat di alam dan karenanya tidak cocok untuk sistem tubuh manusia.
Ketika dikonsumsi, gula jenis ini akan dengan cepat meningkatkan kadar gula dalam darah sehingga merangsang pankreas mengeluarkan insulin (hormon yang bertugas mengendalikan kadar gula darah) untuk menyeimbangkannya kembali. Fluktuasi yang cepat pada kadar gula darah seperti ituĀ bukanlah hal yang sehat karena menimbulkan stres pada tubuh.
Selain dalam bentuk gula pasir sebagai penyeduh teh dan kopi, waspadai gula yang tersembunyi dalam berbagai makanan dan minuman manis seperti cake, donat, pie, permen, pastry, aneka kue kering dan biskuit, es krim, milk atau vanilla shake, hingga aneka minuman ringan olahan bergula (soft drink).
Beda dengan fruktosa – gula pada buah-buahan dan madu
Berbeda dengan gula-gula lain seperti fruktosa pada buah-buahan dan madu, laktosa pada susu dan maltosa pada biji-bijian termasuk zat alami yang memiliki nilai gizi. Sedangkan gula mentah (raw sugar) adalah jenis gula yang bentuknya kasar dan lengket. Asalnya dari air tebu dan pembuatannya hanya dilakukan denganĀ cara direbus biasa. Jenis gula ini masih mengandung sedikit gizi, tetapi sekarang gula mentah agak sulit diperoleh.
Sedangkan yang disebut gula cokelat atau brown sugar seperti yang banyak dijual di pasar swalayan, sebenarnya tidak lebih dari gula pasir putih yang diberi molase untuk memperkaya rasa dan warnanya. Jadi jika dikonsumsi akan memberikan efek yang sama di dalam tubuh kita.
Bisa menekan sistem imun
Sukrosa menekan sistim imun dengan cara memaksa pankreas memproduksi insulin secara berlebihan. Insulin akan tetap tinggal dalam sirkulasi darah walaupun proses penguraian gula sudah lama selesai. Salah satu efeknya adalah menekan produksi hormon pertumbuhan (growth hormone) pada kelenjar pituitari (kelenjar seukuran biji kacang polong yang terletak pada dasar otak).
Hormon pertumbuhan adalah regulator utama pada sistem imun. Karena itu kebiasaan mengkonsumsi banyak gula setiap hari akan menyebabkan defisiensi hormon pertumbuhan yang serius dan konsekuensinya adalah menurunnya kekebalan tubuh akibat darah terus-menerus kebanjiran insulin. ( bersambung)