Ada banyak penelitian yang justru mengungkap manfaat kopi bagi kesehatan. Inilah yang tampaknya menjadi pegangan bagi banyak penggemar kopi yang sudah kadung jatuh cinta, meski tidak sedikit ahli medis yang menyatakan sebaliknya.
Sehatalami.co ~ Minum kopi sudah menjadi budaya yang menyebar luas secara universal. Meski begitu, tak sedikit ahli medis yang terus menyuarakan bahaya minum kopi yang bisa saja datang mengancam para penikmatnya. Toh, hal ini tidak membuat para penggila kopi ciut nyali.
Para ahli medis umumnya, mengkampanyekan bahaya kopi, terutama bagi mereka yang memiliki risiko penyakit jantung dan stroke, diabetes, dan beberapa jenis kanker, serta gangguan insomnia atau sulit tidur, sakit kepala dan lainnya.
Meski begitu ada banyak pula penelitian yang justru mengungkap manfaat kopi bagi kesehatan. Inilah yang tampaknya menjadi pegangan bagi banyak penggemar kopi yang sudah kadung jatuh cinta. Apalagi bagi mereka yang merasa mendapatkan manfaat dari kopi yang mereka nikmati.
Sebenarnya apa saja kandungan kopi selain kafein yang kesohor itu? Ada sekitar 500-an senyawa kimia dalam secangkir kopi Anda. Kandungan kafein dalam kopi memiliki efek yang beragam pada masing-masing individu.
Beberapa orang mengalami efek secara langsung, sementara orang lain tidak merasakannya sama sekali. Ini disebabkan sifat genetika yang dimiliki masing-masing individu yang tidak sama. Sifat genetika ini berkaitan dengan kemampuan metabolisme dalam mencerna kafein.
Metabolisme kafein terjadi dengan bantuan enzim sitokrom P450 1A2 atau disebut juga CYPIA2. Ada dua tipe enzim, yaitu CYPIA2-1 dan CYPIA2-2. Mereka yang mempunyai enzim CYPIA2-1 mampu memetabolisme kafein dengan cepat dan efisien, sehingga efek dari kafein dapat dirasakan secara nyata.
Sementara, pemilik enzim CYPIA2-2 laju metabolismenya lambat, sehingga mereka tidak merasakan efek dari kafein, bahkan cenderung menimbulkan efek negatif.
Antara efek negatif dan efek positif kopi
Sejak dulu banyak pernyataan yang berkembang tentang efek negatif minum kopi, antara lain meningkatkan risiko kanker, diabetes tipe 2, insomnia, penyakit jantung dan stroke, kehilangan konsentrasi dan sebagainya.(bersambung).