Konsumsi jus buah menurut penelitian
Konsumsi jus buah menurut penelitian tahun 2013, menyimpulkan bahwa konsumsi jus buah berkaitan dengan meningkatnya resiko diabetes tipe 2. Penelitian itu berdasarkan kesehatan dari 100.000 orang yang dipilih antara tahun 1986 dan 2009. Apa yang terjadi disebabkan karena cairan itu melewati lambung menuju usus lebih cepat dari makanan padat – bahkan jika kandungan nutrisinya sama dengan buah utuh, jus buah menyebabkan perubahan dalam glukosa dan tingkat insulin.
“Mengonsumsi buah utuh lebih baik daripada jus buah, tetapi jika Anda akan mengonsumsi jus sebagai tambahan bagi konsumsi buah dan sayur, silakan saja – meski begitu sebaiknya tidak Anda lakukan jika mengonsumsi jus untuk menghidari dan meminumnya dalam jumlah banyak,” ujar John Sievenpiper, profesor di Departmen Ilmu Nutrisi, Universitas Toronto,
Namun sebuah penelitian yang dipublikasikan tahun lalu mungkin telah menemukan sebuah cara untuk membuat jus yang lebih sehat. Para peneliti menggunakan sebuah blender ekstraktor nutrisi. Penelitian ini mengukur efek dari buah campuran dan mangga kupas dijus dalam blender ekstraktor nutrisi dan dibandingkan kelompok lain yang makan buah utuh.
Mereka yang meminum buah campuran dari ekstraktor nutrisi mengalami peningkatan gula darah yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kelompok buah campuran utuh. Namun tidak ada perbedaan antara mereka yang minum jus mangga dengan mangga utuh. Mencampur semua buah, bukannya membuat jus dengan membuang biji dan kulit buah, mungkin lebih baik untuk kesehatan.
Gail Rees, dosen senior bidang nutrisi manusia di Universitas Plymouth dan periset pada penelitian tersebut, mengatakan bahwa penemuan itu mungkin disebabkan karena biji-biji buah yang terkandung dalam jus. “Saya pasti akan tetap dengan yang sekarang berlaku, 150 mililiter jus buah per hari, tetapi jika Anda menggunakan ekstraktor nutrisi bisa membantu menjaga kadar gula darah relatif stabil.” katanya.
Tetapi karena menyertakan biji di dalam jus dapat menyebabkan perbedaan saat proses pencernaan, Ferris berpendapat bahwa hal ini tidak terlalu mengubah kandungan jus. “Jus yang mengandung serat akan dapat memperlambat penyerapan, tetapi Anda masih berisiko menyerap kelebihan kalori, karena kemudahan konsumsinya. Meski demikian, hal itu merupakan kemajuan dari jus buah tradisional,” katanya,
Cara lain adalah dengan memilih buah matang untuk mempertahankan kebaikannya selama mungkin. Roger Clemens, seorang profesor ilmu farmasi di University of Southern California mengatakan bahwa menggunakan buah yang matang adalah satu cara untuk membuat jus lebih sehat.
Namun metode jus seperti ini seharusnya disesuaikan dengan jenis buah. Misalnya kebanyakan phytonutrient pada anggur ditemukan di bijinya, sedikit ditemukan pada buahnya. Dan kebanyakan manfaat phenolic dan senyawa flavonoid ditemukan pada jeruk, yang terdapat pada kulitnya, yang sering dihilangkan pada pembuatan jus tradisional.