Seperti serat makanan alami lainnya, chitosan tidak menambah kalori karena tidak dapat dicerna. Serat chitosan dapat mengikat lemak dan membentuknya menjadi massa yang besar, yang tidak bisa diserap oleh tubuh. Gumpalan massa inilah yang kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh.
Sehatalami.co ~ Anda penggemar makanan seafood; seperti udang atau kepiting? Berbahagialah. Ada salah satu serat pada kepiting atau udang yang disebut dengan nama chitosan, yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Chittosan ialah serat aminopolisakarida yang berasal dari zat tanduk pada lapisan luar kulit udang atau kepiting yang disebut chitin (baca: kitin).
Chitosan diduga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah dengan cara mengurangi penyerapan asam empedu atau kolesterol dalam saluran pencernaan.
Chitosan dapat menahan sampai tujuh kali bobotnya sendiri dalam lemak. Begitu aktif dalam lambung, chitosan segera mengikat sejumlah asam-asam lemak dan mengangkutnya ke luar tubuh melalui saluran pencernaan tanpa diserap oleh usus. Hal ini membantu menurunkan jumlah kalori lemak yang dicerna oleh tubuh.
Seperti serat makanan alami lainnya, chitosan tidak menambah kalori karena tidak dapat dicerna. Serat chitosan dapat mengikat lemak dan membentuknya menjadi massa yang besar, yang tidak bisa diserap oleh tubuh. Gumpalan massa inilah yang kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh.
Sebagai suplemen makanan, chitosan sendiri telah dipasarkan lebih dari 20 tahun di negara-negara Eropah dan Jepang sebagai fat blocker atau penghambat lemak. Chitosan juga merupakan sumber utama suplemen kesehatan glukosamin. Chitosan adalah polimer polisakarida yang mengandung 5.000 unit glukosamin dan asetilglukosamin.
Berapa banyak boleh konsumsi? Dosis yang umum direkomendasikan adalah 2-6 gram per hari dibagi dalam beberapa dosis (2-3 kali) bersama 1 gelas air sesaat sebelum makan. Minum sedikitnya 4 gelas air dalam sehari.
Efek sampingan. Belum ada laporan efek sampingan yang signifikan dari chitosan. Pada sejumlah kecil kasus, chitosan diketahui memberi efek pencahar ringan. Hal ini dapat dihubungkan dengan sifat chitosan sebagai serat. Beberapa kasus juga mencatat terjadinya sulit buang air besar (sembelit alias konstipasi). Namun reaksi ini hanya berlangsung sementara waktu saja.
Penggunaan jangka panjang (6 bulan atau lebih) dapat menurunkan penyerapan vitamin-vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E, dan K, juga kelompok karotenoid seperti beta-karoten, lutein, dan zeaxanthin.
PPerlu diperhatikan bawah karena berasal dari kulit udang dan kepiting, chitosan tidak dianjurkan dikonsumsi oleh mereka yang alergi terhadap kedua jenis makanan laut tersebut. Wanita hamil dan menyusui juga tidak dianjurkan mengkonsumsi chitosan untuk menghindari terjadinya reaksi alergi.
Jika sedang menjalani pengobatan yang menggunakan obat pengencer darah, atau sedang mengalami peradangan usus, sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter sebelum menggunakan chitosan.
Semua obat-obatan dan suplemen gizi seperti vitamin dan sebagainya, sebaiknya dikonsumsi 4 jam sebelum atau 4 jam sesudah chitosan.
Sebagai suplemen yang diunggulkan dapat mengurangi penyerapan lemak dan kadar serum kolesterol jahat atau LDL, chitosan terbukti efektif. Namun sebagai suplemen penurun berat badan, chitosan hanya terbukti efektif jika digunakan bersama pola makan rendah lemak dan kalori yang disertai olahraga yang benar. (SA)