Jali-jali cukup potensial untuk dikembangkan sebagai pangan pengganti beras dan bisa disejajarkan dengan beras merah, karena kandungan seratnya yang tinggi sangat baik untuk para penderita diabetes. Selain itu, jali-jali juga berkhasiat membantu meredam alergi, nyeri otot, kencing manis, bahkan kanker.
Sehatalami.co. Pernah mendengar lagu Jali-jali. Tembang lagu Si jali-jali boleh saja sudah jadul, tetapi tetap enak didingar. Ia adalah sedikit dari warisan lagu khas Betawi yang melegenda. Begitu pun Jali-jali. Di Indonesia, bahan pangan ini boleh jadi sudah hampir langka alias punah. Namun jangan salah, khasiat dan manfaat sehatnya ternyata luar biasa.
Jali-jali memang memiliki banyak varietas, namun jenis jali-jali yang dimaksud di sini adalah jenis ma yuen yang sejak zaman dahulu sudah dikonsumsi sebagai makanan sumber karbohidrat yang kaya serat. Buahnya berkulit lunak sehingga mudah dikuliti, untuk diambil bijinya.
Tak hanya itu, ternyata biji jali secara tradisi sudah banyak digunakan sebagai obat untuk berbagai macam penyakit, lebih-lebih dalam tradisi kesehatan tradisional Cina, mulai dari menyembuhkan gangguan sistem pencernaan, menghaluskan kulit, sampai penyembuh kanker.
Batangnya mirip pohon jagung
Tanaman yang kini telah tersebar di seluruh penjuru dunia ini berasal dari Asia bagian Timur. Batangnya, mirip tanaman jagung, bisa tumbuh hingga 3 meter, dengan daun yang tumbuh berselang-seling di sepanjang batangnya. Mudah tumbuh di tanah yang lembab dan cukup terpapar sinar matahari, tanaman ini kerap ditemukan tumbuh liar di pinggir sungai atau selokan.
Di Indonesia tanaman ini dikenal dengan nama jali dan masuk dalam suku padi-padian (Poaceae). Di supermarket di kawasan Asia, mungkin Anda akan menemukan jali dijual dengan label Chinese pearl barley, meski banyak yang tak setuju dengan nama ini, karena sebenarnya jali berbeda genus dengan barley (Hordeum vulgare).
Nama beken lain untuk jali adalah Job’s Tears, Saint Mary’s Tears, atau Tear Grass. Bentuk biji jali yang oval berwarna putih dan sepintas terlihat seperti tetesan air mata inilah yang konon menjadi latar belakang nama yang diberikan kepadanya (lacryma dalam bahasa Latin juga berarti air mata).
Tak cukup dengan lima nama itu, kalau Anda mendengar kata Coix seed, Vyjanti beads (Sanskrit), bo bo (Vietnam), hatomugi (Jepang), atau adlai (Filipina), semuanya merujuk pada tanaman yang sama, ya, si jali itu. (bersambung)