Sebaliknya defisiensi chromium adalah kondisi yang sangat umum pada masyarakat sekarang akibat pola makan yang lebih banyak mengonsumsi makanan yang diproses dan penggunaan pupuk kimia pada ladang pertanian. Susu dan makanan tinggi fosfor lainnya juga cenderung mengikat chromium dalam usus sehingga tidak dapat diserap ke dalam darah.
Gejala defisiensi chromium tidak hanya seputar gangguan metabolisme gula darah, tetapi juga dapat berupa kecemasan dan kelelahan. Di Amerika Serikat, kadar chromium rendah banyak ditemukan pada penderita diabetes dan penyempitan pembuluh darah arteri.
Untuk mencegah defisiensi chromium, batasi konsumsi gula dan karbohidrat halus (termasuk minuman ringan, roti, biskuit, dan mie instan), lebih banyak makan makanan utuh dan alami (wholefood) seperti biji-bijian utuh, buah dan sayuran segar.
Seberapa kebutuhan yang diperlukan
Dalam bentuk suplemen, chromium banyak tersedia dalam dosis 200 mcg. Untuk kesehatan umum, gunakan 200 mcg saja per hari. Untuk membantu program penurunan berat badan 200 mcg dua kali sehari. Untuk meningkatkan efektivitas insulin 200 mcg tiga kali sehari.
Telan chromium bersama makanan atau segelas penuh air untuk mencegah iritasi pada lambung. Chromium paling baik dikonsumsi bersama vitamin C atau makanan tinggi vitamin C. Hindari mengonsumsi bersama suplemen kalsium karbonat atau antacid karena dapat menurunkan penyerapan chromium. Meski begitu, sebaiknya konsultasi dengan dokter atau ahli terapi nutrisi sebelum menggunakan suplemen apa pun. (SA)