Sementara musilago yang berbentuk lendir bersifat sebagai pelicin. Dengan adanya musilago, penyerapan usus terhadap makanan dapat dikurangi. Hal ini menjelaskan mengapa daun Jati Belanda dapat dimanfaatkan sebagai obat pelangsing. Dalam perkembangannya, daun Jati Belanda juga banyak dimanfaatkan untuk mengatasi kolesterol dan rematik gout.
Pemanfaatan dan khasiat
Penggunaan jamu pelangsing: Tujuh lembar daun Jati Belanda segar dicuci bersih. Rebus dengan satu setengah gelas air bersih bersama sepotong rimpang jahe, temulawak, atau kunir putih sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum. Selama mengonsumsi ramuan ini, dianjurkan banyak minum air putih.
Peluruh kolesterol: Seduh beberapa lembar daun Jati Belanda kering dengan air panas secukupnya (seperti membuat teh). Saring sebelum diminum. Boleh ditambahkan satu sendok madu atau gula batu.
Pereda diare: Giling sejumlah daun Jati Belanda kering sampai menjadi serbuk. Ambil 20 gram serbuk dan seduh dengan air panas. Saring dan minum dua kali sehari. Untuk penderita penyakit ginjal tidak dianjurkan mengonsumsi ramuan ini.
Meski pun begitu, mesti berhati-hati dalam menggunakan daun dan biji Jati Belanda sebagai obat. Karena penggunaan berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan usus. Kecuali bagian daunnya, pemanfaatan bagian lain dari tanaman ini relatif jarang dan belum ada uji toksiknya.
Pada sebagian orang ramuan daun Jati Belanda dapat menyebabkan sering buang air kecil, namun tidak sampai menimbulkan dehidrasi. Penggunaan daun Jati Belanda sebagai jamu pelangsing juga dapat menyebabkan iritasi lambung. Itu sebabnya mengapa sebaiknya dikonsumsi bersama jahe, kunir putih, atau temulawak untuk mengurangi efek samping tersebut. (SA)