Makanan sebagai kunci kesehatan dan pertahanan tubuh berperan langsung pada keberlangsungan hidup manusia. Seperti yang kita ketahui, makanan yang kita makan telah mengalami proses pemasakan agar layak dikonsumsi.
Seiring perkembangan teknologi, kini proses pemasakan menjadi berlebihan. Seringkali makanan diberi tambahan bahan atau zat kimia yang berbahaya sebagai perasa, pewarna, dan pengawet agar penampilannya lebih mengundang selera orang untuk dimakan. Sayangnya, proses ini bisa menurunkan kualitas makanan dan dapat menimbulkan reaksi dalam tubuh yang dapat memicu radikal bebas, yang sering diasosiasikan sebagai salah satu faktor risiko pencetus penyakit kanker.
Ini memotivasi sebagian orang untuk mulai mengkonsumsi makanan yang mentah, alami dan minim proses pemasakan, yang dikenal dengan istilah raw food yang oleh para pelakunya diyakini jauh lebih sehat dan menyehatkan. Bukan sekedar mengikuti tren gaya hidup, tetapi demi menjaga kesehatan dan menghargai tubuh yang diberdayakan lewat pola makan sehari- hari.
Apa Itu Raw Food?
Dalam buku The Raw Truth karangan Jeremy A. Safron dijelaskan bahwa Raw food adalah makanan yang tidak dimasak,tidak mengalami proses pemanasan dan alami. Makanan yang dimasak kurang dari 40- 46 derajat celcius juga termasuk raw food. Jenis makanan yang dikonsumsi tergantung prinsip diet yang dianut, namun rata- rata diet raw food mencakup buah-buahan mentah, sayuran, kacang- kacangan, biji- bijian, telur, ikan, daging, dan susu tanpa pasteurisasi.
Diet Raw food terbagi menjadi dua jenis, yaitu raw food vegan dan raw food omnivora.
Raw food vegan adalah orang yang mengkonsumsi makanan vegetarian secara mentah tidak termasuk daging, telur, produk susu, dan bahan turunan hewani lainnya. Diet raw food vegan mencakup semua biji-bijian, kacang-kacangan, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan dengan jumlah yang tidak terbatas. Sedangkan raw food omnivora cenderung mengkonsumsi sumber makanan hewani yang mentah atau tidak dimasak seperti telur, ikan, daging, dan susu non-pasteurisasi serta produk turunannya seperti keju mentah, yoghurt mentah, dan sebagainya. Dan juga mengkonsumi buah-buahan mentah, sayur- sayuran, kacang- kacangan dan biji-bijian.
Manfaat Raw food
Konsumsi raw food diyakini memberi banyak efek kesehatan, diantaranya adalah memberi lebih banyak energi, memperbaiki kulit yang kusam, membersihkan dan melancarkan saluran cerna, membantu penurunan berat badan, dan mengurangi risiko kanker dan penyakit jantung serta meningkatkan daya tahan tubuh. Penelitian yang dilansir dalam Journal of Nutrition menyebutkan bahwa orang yang menjalani diet raw food memiliki kadar kolesterol dan trigliserida serum total yang rendah.
Diet raw food mengandung tinggi enzim alami dan nutrisi makanan yang tidak hilang karena proses pemasakan. Menurut Dr Tan Shot Yen dalam buku “saya pilih sehat dan sembuh” proses pemanasan atau pemasakan yang melebihi 45 derajat celcius akan dapat merusak enzim sayur dan buah hingga 30- 80%. Padahal enzim,- enzim tersebut dapat meningkatkan kerja saluran cerna dan membantu tubuh menyerap nutrisi secara optimal sehingga sel- sel darah mengalirkan banyak nutrisi keseluruh organ tubuh.
Selain itu, diet raw food dapat memperbaiki kualitas tidur seseorang karena kandungan nutrisinya yang masih sempurna mampu mempengaruhi kerja otak yang memproduksi hormon endorfin, yang dapat memberi rasa nyaman dan rileks ketika Anda tidur. Dan saat Anda bangun di pagi hari pun akan terasa lebih bersemangat. (SA)