Efek farmakologis menurunkan tekanan darah
Secara tradisional belimbing sering dimanfaatkan untuk mengatasi beberapa masalah kesehatan, antara lain untuk menurunkan tekanan darah dan kolesterol, melancarkan pencernaan, dan untuk mengatasi radang tenggorokan.
Beberapa etnis di Indonesia memanfaatkan belimbing matang untuk menurunkan demam, untuk melancarkan pencernaan, dan untuk obat batuk.
Selain daging buahnya, ada sebagian masyarakat yang memanfaatkan bagian lain untuk mengatasi masalah kesehatan, seperti pemanfaatan daun belimbing untuk menurunkan asam urat.
Secara ilmiah, penelitian tentang manfaat belimbing sebagai nutrisi untuk kesehatan sudah banyak dilakukan. Begitu pula penelitian dalam upaya membuktikan kegunaan secara empiris sebagai obat tradisional (OT).
Dari beberapa penelitian diperoleh hasil bahwa belimbing, selain mengandung nutrisi yang lengkap juga mengandung sejumlah senyawa aktif yang bermanfaat untuk kesehatan, misalnya karotenoid (zat warna dalam belimbing) dan senyawa-senyawa lain dalam golongan flavonoid seperti poliphenoloxidase, proantocianidin, epikatekin, kuersetin, dan rutin yang berfungsi sebagai anti-oksidan.
“Selain itu juga masih ditemukan mengandung banyak senyawa metabolit sekunder lainnya, “ ujar Ir Yuli Widiastuti.
Lebih lanjut Ir Yuli Widiastuti menuturkan, penelitian terkait efek farmakologi belimbing diteliti untuk berbagai indikasi penyakit. Sebagai penurun tekanan darah diuji pada penderita hipertensi dan hasilnya menunjukkan bahwa pemberian jus belimbing mampu menurunkan tekanan darah.
Selain itu, pengujian efek anti-oksidan membuktikan bahwa belimbing memiliki kemampuan menangkal radikal bebas setara dengan pemberian vitamin C. Jus belimbing juga pernah diuji, dan ternyata memiliki aktivitas sebagai antibakteri. (SA)