Dengan bertambahnya usia, fungsi saraf otak harus dijaga. Caranya: tetap lakukan aktivitas fisik dan otak. Yang tak kalah penting adalah nutrisi untuk otak.
Sehatalami.co ~ Banyak lansia (lanjut usia) yang mengeluh mudah lupa. Dan, banyak yang menganggap hal ini adalah wajar. Menjadi pelupa merupakan gejala awal kepikunan (demensia). Kepikunan bisa digolongkan menjadi demensia degeneratif (penuaan) yang disebut alzheimer; demensia karena gangguan pembuluh darah, serta campuran keduanya.
Menurut data, demensia alzheimer paling banyak terjadi (50- 60%) dan demensia akibat gangguan pembuluh darah 10 – 20%. Sejumlah penelitian menyimpulkan, demensia umumnya terjadi pada usia 60+ tahun.
Penuaan otak merupakan bagian dari proses degenerasi, yang dapat menimbulkan berbagai gangguan neuropsikologis. Demensia disebabkan oleh penyakit organik di otak, karena degenerasi sel-sel saraf. Gejala demensia dapat berupa kemunduran kemampuan intelektual, gangguan memori, sulit menyebut nama orang atau benda, tidak mampu mengenali sesuatu dan emosi. Radikal bebas ikut memicu gangguan saraf otak, yang bisa berlanjut menjadi stroke dan penurunan daya ingat.
Nutrisi Otak
Dikenal teori hiperhomosisteinemia (peningkatan kadar homosistein dalam darah), sebagai penyebab demensia. Kondisi ini mempengaruhi karsinogenesis (pembentukan karsinogen/substansi pemicu kanker) dengan berkurangnya DNA dalam jaringan tertentu. Hiperhomosisteinemia berkaitan dengan rendahnya konsentrasi vitamin B3 (niasin), B12, B6, dan B9 (asam folat) dalam darah.
Penelitian Kaplan dkk. (2002) menunjukkan, kemampuan kognitif lansia dapat ditingkatkan dengan makanan yang mengandung karbohidrat, protein dan lemak, yang merupakan komponen nutrisi otak. Perlu ditunjang vitamin dan mineral, untuk mengoptimalkan metabolisme nutrisi tersebut.
Studi Brian dkk (2002) menunjukkan hubungan signifikan antara pemberian suplemen asam folat, vitamin B12 dan vitamin B6 dengan kemampuan mengingat wanita dari berbagai kelompok umur. Penelitian Karger dan Basel (2003) menyatakan, terjadi perbaikan fungsi blood brain barrier dan normalisasi kadar homosistein, lewat dosis tinggi vitamin B12, B6 dan folat selama 270 hari pada 30 pasien yang mengalami kerusakan kognitif dan peningkatan kadar homosistein dalam darah.
Perbaikan ini berkaitan dengan penurunan faktor risiko demensia. Sedangkan studi Morris (2002) menyimpulkan, demensia dapat disebabkan oleh insufisiensi niasin. Energi yang dihasilkan oleh niasin, memberikan efek proteksi terhadap terjadinya alzheimer dan penurunan fungsi kognitif yang berkaitan dengan usia.
Vitamin B3, B6, asam folat dan B12
Untuk melakukan aktivitasnya, otak perlu energi berupa glukosa. Glukosa terutama diperoleh dari sirkulasi darah otak. Agar nutrisi tersebut berfungsi, tubuh melakukan metabolisme. Metabolisme terkait dengan keberadaan vitamin sebagai kofaktor enzim-enzim pemetabolisme.
Vitamin B3 penting untuk sirkulasi darah dan kesehatan kulit. Defisiesi (kekurangan) niasin yang dikenal dengan 3D syndrome (dermatitis, diare, demensia) umum terjadi. Defisiensi niasin dapat menyebabkan depresi, kecemasan, mania, defisit memori dan dapat berlanjut menjadi demensia.
Vitamin B6 perlu untuk menjaga kesehatan darah, kulit dan fungsi sistem saraf. Sebagai kofaktor enzim, vitamin B6 penting untuk absorpsi lemak dan protein. Kekurangan vitamin B6 dapat menyebabkan depresi, sensitive terhadap suara dan mudah iritasi. “Namun, penggunaan dalam waktu lama (1000 mg/hari) dapat merusak saraf,” tegas Agnes, Apt.
Asam folat, vitamin B6, B12 dan metionin berperan dalam metilasi biologis dan pemeliharaan folat intraseluler untuk sintesis DNA. Asam folat dan vitamin B12 berfungsi sebagai donor metil yang penting, bagi neurotransmitter (saraf penghantar) penyusun otak. Tanpa gugus metal, neurotransmitter tidak dapat berfungsi. Penelitian menunjukkan, suplementasi asam folat, vitamin C dan B12 dapat meningkatkan BH4 (tetrahidrobiopterin) dalam tubuh, yang penting untuk membentuk neurotransmitter.
Defisiensi asam folat menyebabkan mudah lupa, insomnia, depresi dan demensia. Defisiensi vitamin B12 menimbulkan depresi, kecemasan, penurunan daya ingat, paranoia, halusinasi dan demensia. Konsumsi asam folat harus disertai vitamin B12, karena keduanya saling bekerja sama.
Dosis | Niasin (vit. B3) | Vitamin B6 | Vitamin B12 |
Pria Wanita Anak-anak Bayi | 18 mg 13 mg 10 – 16 mg 5 – 8 mg | 2,2 mg 2 mg 0,9 – 1,6 mg 0,4 mg | 3 mcg 3 mcg 3 mcg 0,3 mcg |
Asah Otak
Bila tidak ada lagi pekerjaan atau rutinitas, otak ikut istirahat. Akibatnya, banyak orang usia 60-an, khususnya para pensiunan, menunjukkan gejala demensia. Agar tidak pikun, buat otak bekerja seumur hidup. Mengisi teka taki silang atau menyusun puzzle, bisa mengasah otak. (SA)