Sayangnya, cara semacam itu sulit didapat jika kita mengkonsumsi herba. Sebab, informasi detil mengenai herba masih (saja!) tersandung penelitian dan uji klinis, sehingga jumlah herba yang diakui secara ilmiah masih terbatas.
Hal ini menyebabkan informasi mengenai kandungan, dosis aman, dan efek-efek yang ditimbulkan juga belum mencukupi. Menanyakan hal ini kepada sembarang dokter juga hampir tidak mungkin mengingat jumlah dokter yang mengenal tanaman obat belum banyak.
Mengintip efek farmakologis herbanya
Sebenarnya menurut para ahli, kita bisa mengetahui jenis herba dengan mengintip efek farmokologisnya. Apakah herba itu berefek meningkatkan absorpsi, melonggarkan peredaran darah, membunuh bakteri, menghilangkan demam, memudahkan BAB atau buang air kecil, menurunkan tekanan darah, meningkatkan nafsu makan, dll.
Setelah mengetahui efek herba, perhatikan jenis obat yang akan diminum. Dengan begitu, kita bisa mengetahui apakah herba dan obat tersebut merupakan kombinasi yang tepat atau bukan.
Oleh sebab itu, jika akan mengkombinasikan herba dengan obat kimia, ada baiknya berkonsultasi terlebih dulu dengan ahli herba, sinse, atau dokter yang mendalami herba. Mereka ini tergabung dalam Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur (PDPKT), sebagai organisasi di bawah Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Agar aman dan efektif, waktu mengkonsumsi juga harus diperhatikan. Sebaiknya nimum herba dua jam sebelum atau sesudah mengkonsumsi obat dokter. ”Selama waktu itu, biasanya proses mencerna obat sudah selesai sehingga interaksi yang tidak diinginkan bisa dihindari, dan efektivitas herba yang dikonsumsi tetap terjaga. Jangan lupa berkonsultasi dengan ahlinya. (SA)