Kehilangan cairan tubuh berarti kehilangan cairan plasma darah yang berakibat mengentalnya darah, sehingga darah mengalir lebih lambat. Dengan demikian, sel akan kekurangan pasokan zat gizi (energi) sehingga bisa terjadi rejatan (shock) dengan gejala tekanan darah tidak teratur, pusing sampai pingsan.
Sehatalami.co ~ Haus adalah tanda awal tubuh yang kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi. Bisa terjadi setelah berolahraga berat, setelah diare, atau terik matahari yang menguras keringat. Dehidrasi bisa memperburuk gangguan stres, hipertensi, dan kolesterol tinggi.
Kehilangan cairan tubuh berarti kehilangan cairan plasma darah yang berakibat mengentalnya darah, sehingga darah mengalir lebih lambat. Dengan demikian, sel akan kekurangan pasokan zat gizi (energi) sehingga bisa terjadi rejatan (shock) dengan gejala tekanan darah tidak teratur, pusing sampai pingsan.
Selain itu, kekurangan volume cairan dalam tubuh juga bisa menyebabkan menurunkan filtrasi glomerulus yang terjadi pada ginjal untuk mencerna urine sehingga fungsi ginjal terganggu. Itu mengapa mereka yang mengalami dehidrasi produksi urine berkurang atau bahkan tidak ada sama sekali.
Tidak hanya itu, dehidrasi juga bisa menimbulkan gangguan elektrolit dan kejang. Banyaknya cairan yang keluar dari tubuh dapat diikuti dengan gangguan keseimbangan elektrolit. Elektrolit berfungsi menghantarkan sinyal listrik antar sel sehingga menimbulkan gangguan kontraksi otot, ritme jantung, kejang bahkan penurunan kesadaran.
Untuk mencegah kondisi dehidrasi ini disarankan minum air 8 gelas sehari dengan jadwal 1 gelas setiap 2 jam, atau lebih banyak sesuai kebutuhan aktivitas pada saat itu.
Untuk mengatasi dehidrasi setelah berolahraga berat, disarankan mengkonsumsi larutan isotonik yang mengandung glukosa (gula) dan garam. Larutan isotonik terbukti mampu melonggarkan pernapasan dengan melepaskan lendir di kerongkongan. (SA)