Dalam beras merah tersimpan beragam zat antikanker, di antaranya serat, selenium, serta sejumlah zat fitokimia seperti fenolat dan lignan. Serat dalam beras merah meminimalkan waktu kontak dari zat-zat pencetus kanker dengan dinding usus besar.
Sehatalami.co ~ Khasiat beras merah sebagai penangkal kanker tak perlu diragukan lagi. Demikian penegasan Rui Hai Liu, M.D., Ph.D. dari Cornell University dalam American Institute for Cancer Research (AICR) International Conference on Food, Nutrition, and Cancer (Konferensi Internasional Makanan, Gizi, dan Kanker Lembaga Penelitian Kanker AS).
Dalam beras merah tersimpan beragam zat antikanker, di antaranya serat, selenium, serta sejumlah zat fitokimia seperti fenolat dan lignan. Serat dalam beras merah meminimalkan waktu kontak dari zat-zat pencetus kanker dengan dinding usus besar.
Zat pencetus kanker ini banyak terdapat dalam makanan kalengan, makanan instan, makanan-minuman dengan tambahan food additives (seperti pewarna, pengawet, pemanis, dll), fast food, dan makanan gorengan tradisional yang menggunakan minyak goreng bekas (jelantah), serta makanan tradisional yang beberapa kali dipanaskan ulang.
Kelebihan lain beras merah, mineral seleniumnya masih berlimpah dibandingkan dengan beras putih. Mineral mikro ini, yang diperlukan tubuh hanya dalam jumlah terbatas, sangat potensial meredam risiko kanker usus besar.
Dalam tubuh, asupan selenium bekerja sama dengan enzim glutation peroksidase membersihkan senyawa-senyawa radikal bebas dalam organ hati, sehingga kemampuan radikal bebas memicu kanker menjadi lumpuh.
Selain berjibaku dengan enzim glutation peroksidase melumpuhkan benih kanker, selenium juga bekerja sama dengan vitamin E. Setelah berikatan dengan vitamin E, selenium tidak hanya memiliki kekuatan menggasak kanker, tapi juga mencegah penyakit jantung, mengurangi gejala asma, serta membantu meredakan radang dan nyeri artritis rematoid. Untungnya, kedua zat gizi berkhasiat tersebut terdapat secara berlimpah dalam beras merah! (bersambung).