Cincau sangat cocok diolah menjadi minuman penyegar untuk berbuka puasa – misalnya dalam es cincau dan es campur – karena memiliki efek ‘yin’ yang bersifat mendinginkan. Rasa dingin yang menyejukkan ini berasal dari kandungan airnya yang sangat tinggi (mencapai 98 persen).
Mendinginkan saluran pencernaan
Senyawa hidrokoloid dalam cincau mampu menyimpan air dalam jumlah banyak sehingga dapat membasahi dan mendinginkan saluran pencernaan. Kandungan air cincau bermanfaat untuk mengurangi keasaman lambung yang berlebihan sehingga sangat baik untuk dikonsumsi oleh penderita sakit maag atau tukak lambung.
Efek menyegarkan ini juga membuat cincau mampu meredakan panas dalam dan demam. Tingginya kandungan air memberikan efek diuretik sehingga konsumsi cincau bermanfaat untuk memperlancar buang air kecil. Kandungan air ini juga bermanfaat menggelontor dan menetralkan toksin serta bakteri dari dalam tubuh.
Penderita hipertensi sangat disarankan untuk mengkonsumsi cincau. Keampuhan cincau dalam menurunkan tekanan darah dibuktikan melalui penelitian Prof Dr Sardjito, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada tahun 1966.
Para pasien hipertensi berusia di atas 40 tahun, diminta untuk meminum air perasan daun cincau segar sebanyak dua kali sehari. Hasilnya, pasien mengalami penurunan tekanan darah secara signifikan. Bahkan seorang pasien berusia 70 tahun dengan tekanan darah 215mm/120mm mengalami penurunan tekanan darah menjadi 160mm/100mm dalam satu bulan setelah mengkonsumsi cincau.
Keluhan pusing, sering lelah, dan jalan sempoyongan hilang, berat badan turun. Jeli cincau, baik yang hijau maupun hitam, berefek sama dengan air perasan daunnya, sama-sama mampu menurunkan tekanan darah karena mengandung alkaloid tetrandine yang juga berefek antioksidan.
Jadi, baik jeli cincau maupun daun segarnya sama-sama menyimpan beragam khasiat. Tak ada salahnya melirik cincau sebagai makanan sehat. Selain harganya murah, cincau juga mudah diperoleh, mulai dari pasar tradisional hingga supermarket. (SA)