Sedang flavonoid dan minyak esensial di dalamnya bekerjasama meredakan radang, sehingga mampu menurunkan demam dan sendi yang meradang pada rematik. Sementara minyak esensialnya berperan sebagai antiseptik, antibakteri, sekaligus antiradang, sehingga juga dapat digunakan untuk mengobati masalah kulit, terutama yang disebabkan jamur dan bakteri.
Untuk diabetes dan anti kanker
Meskipun belum diketahui senyawa apa yang paling berperan, dalam penelitian yang dilakukan terhadap 40 pasien diabetes mellitus tipe 2 di Pakistan, daun bay terbukti berperan penting dalam pengobatan diabetes. Penelitian itu dilakukan dengan cara memberikan kapsul berisi bubuk daun bay kepada pasien, dengan dosis 1 gram, 2 gram, dan 3 gram setiap hari.
Hasilnya setelah 30 hari, pada pasien-pasien tersebut terjadi penurunan kadar gula darah sebanyak 21-26%, kolesterol sebanyak 20-24%, serta kadar LDL (lemak jahat) sebanyak 32-40%. Sebaliknya, kadar HDL (lemak baik) justru meningkat (Journal of Biochemistry Nutrition, Januari 2009).
”Dengan begitu, daun bay tidak hanya membantu mengatasi diabetes dengan menurunkan kadar gula darah (efek hipoglikemik, Red.), tapi juga menurunkan risiko timbulnya gangguan jantung,” kata Dr Sisilia.
Selain itu, riset yang pernah dilakukan oleh Ash Barla dan rekan-rekannya dari Fakultas Farmasi, Universitas Istanbul, Turki, juga menemukan bahwa senyawa daun bay dari turunan sesquiterpene, bernama sesquiterpene lactone memiliki senyawa yang bersifat sitotoksik yaitu mempunyai kemampuan merusak sel. Sifat itulah yang coba dimanfaatkan Barla untuk menumpas sel kanker ovarium. Dan setelah diuji, ternyata efektivitasnya mencapai… 98 persen!
Yang dipilih Barla dan diuji terhadap sel kanker ovarium tersebut, adalah yang berasal dari buah bay (bentuknya mirip buah buni), karena kadar zat aktif tersebut dalam buah bay lebih tinggi daripada dalam daunnya.
Cara mengkonsumsi daun bay
Sayangnya, penelitian terhadap daun bay belum disertai aturan dosis baku. ”Hanya diabetes yang sudah ada aturannya, yaitu 3 x 5 gram per hari, dalam bentuk kering,” tutur Dr Sisilia. Itu pun, tidak boleh dikonsumsi bersama obat hipoglikemik medis, karena dapat menyebabkan anjloknya kadar gula darah. (bersambung).