Selain itu juga sering dimanfaatkan untuk menghilangkan gejala panas dalam (susah buang air besar, bibir pecah-pecah, sakit tenggorokan, dan sariawan).
Temu kunci juga menjadi salah satu herba yang paling sering dianjurkan untuk ibu-ibu yang baru saja melahirkan, karena dapat membantu merangsang nafsu makan, memulihkan stamina, dan meningkatkan produksi ASI.
Kandungan senyawa aktif
Beberapa referensi menyebutkan, temu kunci memiliki efek antibakteri dan antiradang, sehingga mampu menurunkan panas sekaligus mengatasi nyeri. Kemampuan temu kunci dalam mengatasi problem pencernaan sangat dipengaruhi oleh minyak asiri di dalamnya, yang mengandung 1 hingga 3 persen minyak esensial berupa cineol, camphor, d-borneol, dan methyl cinnamat.
Selain itu, temu kunci juga mengandung senyawa aktif curcumin, terpena, pinostrobin, cardamonin, boesenbergin, dimetoksiflavon, cineol, dan panduratin A yang berpotensi sebagai antiradang, antikanker, antioksidan, melindungi fungsi hati, serta menghambat perkembangan sel-sel kanker.
Penelitian: antikanker
Keampuhan temukunci dalam mengatasi sel kanker telah dibuktikan secara ilmiah oleh Prof Dr Sukardiman, Apt, MS, dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya.
Dalam penelitiannya, Sukardiman menguji aktivitas pinostrobin dalam temu kunci terhadap sel kanker payudara pada manusia. Ternyata senyawa pinostrobin dalam temu kunci mampu mencegah pertumbuhan sel kanker, dengan cara menghambat aktivitas enzim DNA topoisomerase I (enzim pertumbuhan pada sel kanker). Penelitian tersebut dimuat dalam Jurnal Clinical Hemorheology Microcirculation, Vol.23, tahun 2000.
Selanjutnya, Sukardiman melakukan penelitian terhadap tikus mencit. Penelitian itu menunjukkan bahwa mencit penderita kanker yang diberi pinostrobin, sel kankernya tidak berkembang biak lagi. Bahkan, perkembangannya terhambat hingga 80 persen. (bersambung).