Penelitian di University of California, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa konsumsi jus delima setiap hari dapat menghambat kenaikan kadar prostate specific agent (PSA) yang merupakan indikator pertumbuhan kanker prostat.
Sehatalami.co ~ Delima mulai banyak disorot para ahli kesehatan setelah Profesor Michael Aviram, dari Technion Faculty of Medicine di Haifa, Israel, pada tahun 2000, menemukan bahwa jus delima mengandung antioksidan yang sangat tinggi.
Bahkan menurut penelitian di University of California, Berkeley, Amerika Serikat, kekuatan antioksidan dalam delima tiga kali lebih kuat dibanding teh hijau dan anggur merah (red wine) yang sudah lebih dulu populer sebagai sumber antioksidan.
Kandungan tannin dalam delima tidak hanya aktif sebagai antibakteri, tapi juga sebagai antioksidan pelindung tubuh dari serangan radikal bebas.
Selain tannin, delima juga banyak mengandung antioksidan kuat lainnya seperti polifenol punicalagins, katekin, antosianin, dan betakaroten, terutama dalam delima merah. Selain itu, delima mengandung vitamin A (dalam bentuk betakaroten), C, E yang juga bermanfaat sebagai antioksidan.
Kerjasama antioksidan dalam delima ini telah terbukti memiliki efek antikanker. Penelitian di University of California, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa konsumsi jus delima setiap hari dapat menghambat kenaikan kadar prostate specific agent (PSA) yang merupakan indikator pertumbuhan kanker prostat.
Penelitan ini melibatkan 50 pasien kanker yang sudah menjalani operasi dan terapi radiasi. Hasilnya, kadar PSA pasien yang tidak minum jus delima meningkat dua kali lipat hanya dalam waktu 15 bulan.
Sedangkan kadar PSA pasien yang minum jus delima tetap stabil dan butuh waktu hingga 54 bulan untuk meningkat menjadi dua kali lipat. Ini menguntungkan bagi pasien karena akan mengurangi kebutuhan untuk menjalani kemoterapi dan hormon terapi.
Antioksidan dalam delima juga berperan sebagai pasukan pelindung jantung. Penelitian Profesor Michael Aviram, dilaporkan dalam American Journal of Clinical Nutrition, melaporkan jus delima dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL). Jus delima juga bekerja layaknya aspirin yang dapat mencegah penggumpalan darah.
Penelitian terbaru Profesor Aviram pada tahun 2006 dalam Journal Atherosclerosis, menemukan bahwa konsumsi satu gelas jus delima segar selama 3 bulan dapat membantu menurunkan risiko komplikasi aterosklerosis pada penderita diabetes tipe 2.
Delima juga memiliki efek antiradang dan bermanfaat mengobati artritis atau nyeri sendi. Penelitian dari Case Western Reserve University, Amerika Serikat, yang dipublikasikan dalam Journal of Nutrition, melaporkan bahwa ekstrak delima dapat mengurangi inflamasi atau peradangan sendi. (SA)