Delima putih. Hampir semua bagian tanaman delima dapat dimanfaatkan sebagai obat. Mulai dari biji atau buah, daun, bunga, kulit batang pohon, kulit buah, sampai akarnya.
Sehatalami.co ~ Delima putih memiliki nama latin yang sama dengan delima merah, yaitu Punica granatum. Bedanya hanya warna kulit buah dan daging buahnya saja. Kita mengenal ada tiga macam delima, yaitu delima putih, delima merah, dan delima ungu kehitaman.
Jika delima merah banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias dan buah-buahan, maka delima putih lebih banyak dimanfaatkan sebagai obat. Sayangnya, seperti delima ungu, delima putih pun kini menjadi tanaman langka yang sulit ditemukan. Selain baik jika dikonsumsi segar, khasiat delima putih juga bisa diperoleh dari suplemen.
Khasiat obat delima putih
Hampir semua bagian tanaman delima dapat dimanfaatkan sebagai obat. Mulai dari biji atau buah, daun, bunga, kulit batang pohon, kulit buah, sampai akarnya. Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh American Journal of Clinical Nutrition, buah delima kaya antioksidan yang dapat mencegah oksidasi LDL atau kolesterol jahat dalam tubuh.
Sedangkan dalam tradisi pengobatan Cina, delima biasa digunakan sebagai obat diare dan disentri. Hal ini disebabkan kandungan tinggi flavonoid tanin dalam delima yang diketahui memiliki sifat antibakteri dan efek kelat yang dapat mengurangi pengeluaran cairan akibat diare.
Karena sifat antibakteri ini, berkumur dengan jus delima baik untuk mencegah pembentukan plak dan bau mulut, seperti yang biasa dilakukan orang Iran atau Irak. Berkumur dengan jus delima pun dipercaya dapat membantu mengobati sakit gigi, radang gusi, dan bahkan radang tenggorokan.
Delima juga merupakan ramuan kuno untuk mengusir cacing pita dan cacing gelang dari usus. Kandungan alkaloid pelletierine yang banyak terdapat dalam kulit batang dan akar pohon delima dapat membuat cacing melepaskan cengkeramannya dari dinding usus.
Hasil penelitian tentang delima putih
Sejumlah penelitian juga membuktikan bahwa ekstrak metanol yang terdapat pada kulit delima ampuh melawan bakteri-bakteri penyebab diare. Begitu juga senyawa tanin pada akarnya mampu melumpuhkan parasit penyebab disentri amuba.
Penelitian yang dilakukan di Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung menemukan efek antibakteri dan antifungi pada kulit buah delima putih juga dapat menghambat aktivitas jamur Candida albicans, penyebab penyakit keputihan pada wanita dan sariawan pada mulut.
Dalam pengobatan tradisional di Bali, buah delima putih biasa digunakan untuk obat sakit perut dan tekanan darah rendah, badan terasa letih atau lesu serta kelelahan. Menurut Prof Dr I Gusti Ngurah Nala dalam buku Usada Bali (1991), akar delima putih selain untuk penyakit cacing pita, juga dipercaya dapat mengobati impotensi.
Pemanfaatan resep dlima putih untuk pengobatan
- Untuk cacingan rebus 1 jari akar delima dan 1 rimpang temu giring dengan 1 liter air sampai airnya tinggal setengah. Minum setiap hari 1 gelas sebelum sarapan.
- Untuk diare dua buah delima dibuang kulitnya, panggang sampai kering, lalu tumbuk sampai halus. Gunakan 1 sendok makan bubuk yang diseduh dengan air panas untuk sekali minum. Lakukan 3 kali sehari.
- Untuk disentri seduh 5 g daun delima putih segar, 2 g rimpang temu giring, 6 g daun jambu biji segar dengan 110 ml air panas. Setelah dingin minum airnya dan ulangi selama 7 hari. Minum sehari 3 kali masing-masing ½ gelas selama 5 hari berturut-turut. Untuk usia 9-12 1/3 gelas dan usia 6-8 ¼ gelas.
- Untuk sariawan ambil biji dari 1-2 buah delima putih segar, tumbuk halus. Rendam dalam 2 gelas air matang selama 2 hari. Saring dan gunakan airnya untuk kumur.
- Untuk keputihan 30 gram delima putih kering direbus dengan 1 liter air sampai airnya tinggal setengah. Minum 2 kali sehari.
Penggunaan kulit buah dan kulit batang pohon delima sebagai obat sebaiknya di bawah pengawasan seorang ahli. Mengingat kadar taninnya yang tinggi, pada sebagian orang pemakaian dosis biasa pun dapat menyebabkan mual dan muntah.
Kandungan alkaloidnya juga dapat menimbulkan gejala keracunan ringan seperti pusing, penglihatan kabur, lemas, dsb. Menurut penelitian, senyawa metanol pada kulit buah delima dapat membatasi kehamilan sampai 70-90 persen. Karena itu sebaiknya tidak dikonsumsi oleh mereka yang merencanakan kehamilan atau sedang hamil. (SA)