Selain itu, pir juga kaya serat, terutama jika pir dimakan bersama kulitnya. Dalam sebuah pir ukuran sedang tersimpan 4,2 g serat makanan (dietary fiber), yang memenuhi 16 persen anjuran kecukupan konsumsi serat per hari.
Di antara kandungan serat tersebut, 55 persen berupa serat kasar (crude fibre) dan 41 persen berupa pektin, yang merupakan substrat nonserat tak tercerna.
Manfaat sehat buah pir. Merujuk data hasil analisis serat dalam buku Pengaturan Makanan dan Diet untuk Penyembuhan Penyakit (Gramedia, 1995) kandungan serat pir menyamai bahan makanan lain yang dikenal tinggi serat. Seperti kacang tolo (menyimpan 4,5 g serat), kacang hijau (4,3 g), jambu biji (4,1 g). Sementara daun singkong yang dikenal sebagai sayuran kaya serat “hanya” mengandung 2,6 g serat.
Dalam khasanah pengobat alami Cina, pir disebutkan dapat menyembuhkan “penyakit darah kental”. Istilah “darah kental” diduga berkaitan dengan kepekatan serum akibat tingginya kadar lipida, khususnya kolesterol.
Tingginya kadar kolesterol memudahkan terjadinya penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis), yang bisa memunculkan hipertensi, serangan stroke, serangan jantung koroner.
Selain itu, pir juga membantu mengusir panas dalam dan membantu memperbaiki pencernaan. Makan pir segar sangat disarankan terutama ketika sedang flu.
Makan buah kaya serat, seperti halnya pir, dapat memperkecil akibat serius dari batuk, flu, dan panas dalam. Serat mampu mengikat asam empedu dalam usus, yang selanjutnya dibuang bersama faeses. Kondisi ini merangsang tubuh menciptakan keseimbangan baru.
Agar kadar asam empedu tetap normal, tubuh menarik kolesterol dalam darah untuk diproses di dalam hati menjadi asam empedu. Mekanisme ini mengakibatkan adanya penyusutan kadar kolesterol darah. Karena itu, pir disarankan dimakan lebih banyak dan lebih sering guna menyembuhkan “penyakit darah”. (SA)