Dengan demikian biji kakao maupun cokelat murni menurunkan risiko stroke dan serangan jantung. Makin gelap warna cokelat – dengan konsentrasi kakao tinggi – makin baik bagi kesehatan. Menurut para ilmuwan Italia, mengemil 20 gram dark chocolate setiap 3 hari sekali membawa kebaikan bagi sistem kardiovaskuler. Namun makan lebih banyak, tidak berpengaruh lebih baik. Dosis terbaik memang hanya secuil cokelat dengan berat 20 gram per 3 hari sekali.
Berikut ini kandungan nutrisi kakao/cokelat
- Lemak. Biji kakao mengandung kira-kira 50% lemak. Lemak kakao terdiri dari dua jenis asam lemak jenuh (palmitic acid dan stearic acid) dan satu asam lemak tak jenuh tunggal (oleic acid). Cocoa butter dan cokelat tidak meningkatkan kolesterol darah, namun jika Anda mengemil milk chocolate atau cokelat berkualitas rendah yang bagian terbesarnya terdiri dari lemak susu atau jenis-jenis lemak lain, maka kadar kolesterol Anda dipastikan akan meningkat.
- Gula. Biji kakao mengandung cukup banyak karbohidrat, tapi umumnya pati, serat terlarut dan tak larut. Juga sangat sedikit gula sederhana. Biasanya gula ditambahkan ke dalam cokelat ketika diproses di pabrik.
- Antioksidan. Biji kakao mengandung polifenol seperti yang ada di dalam minuman anggur. Antioksidan ini bermanfaat menjaga kesehatan tubuh. Senyawa antioksidan yang dikandung biji kakao ini adalah flavonoid yang terdiri dari catechins, epicatechins, dan procyandines. Antioksidan flavonoid tersebut ditemukan pada bagian yang tak berlemak (nonfat) dari biji kakao.
- Teobromin. Merupakan stimulan yang ringan dengan sifat diuretik yang juga ringan. Senyawa teobromin bisa menjadi racun bagi sejumlah hewan seperti anjing, burung, kucing, dan kuda.
- Kafein. Biji kakao mengandung kafein dalam jumlah yang sangat rendah, jauh di bawah kafein yang dikandung kopi, teh, atau cola.
- Feniletilamin. Merupakan antidepresan yang ringan dan stimulan dengan kekuatan sama dengan dopamin dan adrenalin yang diproduksi tubuh.
- Mineral esensial. Biji kakao kaya akan sejumlah mineral, termasuk magnesium, kalsium, zat besi, tembaga, potasoum, dan mangan.
- Vitamin. Biji kakao mengandung cukup vitamin A, B1, B2, B3, c, E, dan asam pantotenat.
- Kalori. Cokelat bahkan dark chocolate mengandung kalori yang cukup tinggi karena mempunyai kadar tinggi lemak dan gula. Kadar gula dalam cokelat umumnya lebih tinggi dibanding kadar lemaknya, sehingga berpengaruh lebih buruk.
Melindungi dari penyakit jantung dan kanker
Selama ini cokelat mempunyai reputasi yang tidak baik karena dituduh bisa membuat kita gemuk, merusak gigi, menimbulkan jerawat, dan tidak mengandung nutrisi kecuali gula dan lemak.
Namun, kemudian ada penelitian yang menemukan bahwa cokelat bersifat antidepresan dan afrodisiak. Dua penelitian yang dilakukan oleh instansi yang berbeda yaitu Pennsylvania School of Medicine dan US Naval Academy menyatakan bahwa mengemil cokelat tidak menyebabkan jerawat. Kemudian juga terbukti bahwa jerawat tak ada hubungannya dengan pola makan.
Cokelat juga tidak menyebabkan kerusakan gigi, bahkan telah diketahui bahwa cocoa butter dalam cokelat justru melindungi gigi dari pembentukan plak gigi. Justru kadar gula yang tinggi yang ditambahkan ketika diproses di pabrik itulah yang merusak gigi.
Cocoa butter memang mengandung lemak jenuh yang dapat meningkatkan kolesterol ‘jahat’ LDL, dan kadar kolesterol LDL dapat menyebabkan penyakit jantung. Namun penelitian yang dilakukan di University of California menemukan bahwa cokelat mengandung kadar tinggi zat kimia fenolik yang dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung, seperti juga teh dan kopi yang juga kaya fenolik.
Jadi, bagaimana fenolik bisa mencegah penyakit jantung?
Kenyataannya fenolik mencegah sejenis lemak yang ada dalam aliran darah teroksidasi dan menyumbat pembuluh arteri. Menurut Andrew Waterhaouse ketua peneliti dari University of California, “Kini telah diketahui bahwa aterosklerosis atau pembentukan plak di dalam arteri disebabkan oleh teroksidasinya kolesterol LDL. Terbentuknya plak akan menyumbat arteri yang menimbulkan serangan jantung.”