Khasiat obat pada jeruk nipis, yang sering kita dengar antara lain sebagai obat batuk alami, peluruh ( mukolitik ), peluruh kencing ( diuritik ) dan keringat, serta dapat membantu memperbaiki proses pencernaan.
Istimewanya, selain buah, akar, daun, dan bunganya pun sering dimanfaatkan sebagai obat. Beberapa kandungan senyawa kimia yang bermanfaat dan berkhasiat obat dalam buah dengan cita rasa dominan asam ini antara lain, asam sitrun, glukosa, minyak atsiri, asam amino, limonene, linalin asetat, geranil asetat, fellandren, dan sitral.
Di samping itu menurut Direktorat Gizi Depkes RI, setiap kandungan 100 gram jeruk nipis segar mengandung vitamin C (27,00 mg), kalsium (40,00 mg), fosfor (22,00 mg), karbohidrat (12,30 gr), vitamin B1 (0,4 mg), zat besi (0,60 mg) lemak (0,10 mg), kalori (37,00 kkal), protein (0,8 gr), dan air (86 gr).
Namun demikian, untuk memperoleh manfaat dari kandungan zatnya secara optimal, mestilah dipilih atau diambil buahnya yang masih segar, dengan kulitnya yang sudah berwarna hijau kekuningan.Beberapa penelitian, menemukan kandungan minyak atsiri pada daun jeruk nipis dapat menghambat pertumbuhan staphylococcus aureus (kuman pada kulit).
Selain itu, daging buahnya, selain mengandung banyak air juga mengandung vitamin C yang tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai obat kumur pada penderita sakit tenggotokan dan berguna sebagai pengharum atau penghilang bau tak sedap pada mulut karena mengandung zat asam yang dapat mematikan kuman pada mulut.
Bagi para perokok, rasa pahit, dan asam pada daging buahnya, berkhasiat untuk menghilangkan nikotin pada gigi dan mulut. Sementara kandungan limoninnya dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah yang secara tidak langsung berguna membantu menurunkan hipertensi.
Tidak hanya itu, karena kandungan zat dan senyawa yang terdapat didalamnya, di beberapa daerah, jeruk nipis juga berguna untuk melenyapkan lemak pada kulit yang berminyak. (bersambung).
Asal usul jeruk nipis. Tentang asal usul tanaman jeruk nipis ini, penelusuran secara literatur antara lain menurut Ir. Rahmad Rukmana, MBA, MSc, dalam bukunya “Jeruk Nipis, Prospek Agribisnis, Budidaya dan Paska Panen” menyebutkan bahwa konon pada abad ke-11 sampai dengan abad ke -13, plasma nutfah jeruk nipis di bawa oleh orang-orang Arab ke Afrika Utara, dan Eropa. Dari sini, tanaman ini kemudian dibudidayakan di spanyol, Italia, Sisilia, dan Siprus. (bersambung).