MSG tersusun dari glutamat, garam, dan air. Glutamat merupakan kelompok asam amino yang juga terdapat pada bahan makanan lain. Lalu di mana letak bahayanya?
Sehatalami.co ~ Di Indonesia, Kementerian Kesehatan RI bahkan menegaskan, MSG aman dikonsumsi dengan penggunaan secukupnya, yang tertuang dalam Peraturan Menteri kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/88 mengenai bahan tambahan makanan. Batasan ini sama dengan penggunaan garam dan gula dalam masakan.
Prof DR Ir Hardinsyah, MS, Ketua Umum Perhimpunan Peminat Gizi (Pergizi) Pangan Indonesia, menyatakan, MSG tidak perlu disikapi secara paranoid. MSG tersusun dari glutamat, garam, dan air. Glutamat merupakan kelompok asam amino yang juga terdapat pada bahan makanan lain seperti daging, ikan, ayam, keju, susu, terasi, ikan, rumput laut, tomat, dan masih banyak lagi.
“Beberapa sumber menyebutkan, jumlah glutamat pada ASI lebih tinggi daripada susu sapi, domba, maupun unta. Jika mengonsumsi ASI, sesungguhnya manusia sudah mengenal cita rasa glutamat sejak awal kehidupannya di dunia,” ungkapnya.
Namun demikian, tidak sedikit praktisi medis yang menentang status aman pada penggunaan MSG. Kabar MSG sebagai pencetus munculnya macam-macam keluhan mulai berhembus sejak tahun 1968. Saat itu, Robert Ho Man Kwok, seorang dokter asal New York, Amerika Serikat, menulis surat kepada New England Journal of Medicine, sebuah jurnal kedokteran; Sekitar 15 hingga 20 menit usai menyantap makanan di restoran Chinese, ia selalu mengalami sindrom “aneh” berupa rasa kaku di belakang leher, rasa terbakar di kedua lengan, perasaan lemah, dan sesak napas. Kwok mengusulkan agar kejadian tersebut diteliti secara ilmiah.
Salah satu praktisi medis lain yang menentang keras status aman MSG dan pemikirannya diamini oleh kalangan yang kontra terhadap MSG adalah Russel Blaylock, MD, ahli bedah saraf asal Amerika Serikat. Dalam bukunya yang berjudul Excitotoxins: The Taste that Kills, Blaylock menyebut MSG sebagai zat kimia yang bersifat merangsang dan dapat mematikan sel-sel otak.
Ia mengakui, secara alamiah glutamat memang terkandung dalam berbagai macam bahan makanan. Bahkan, 50 persen glutamat ditemukan dalam jaringan saraf tubuh kita sendiri, di antaranya otak, saraf tulang belakang, dan ganglia perifer.(bersambung).