Di Peru, meniran yang dicampur air perasan jeruk nipis dimanfaatkan sebagai tonikum bagi pengidap hepatitis dan kencing manis. Di Vietnam dan Kamboja, meniran dipakai untuk menangkal tuberculosis (TBC).
Di Thailand diandalkan untuk mengatasi demam. Sedangkan di Malaysia ceritanya agak lain, meniran digunakan untuk mengobati penyakit kulit dan kelamin.
Nenek moyang kita sendiri memanfaatkan meniran untuk berbagai kepentingan mulai dari mengobati macam-macam gangguan kulit, bisul, diare, disentri, rabun senja, selesma, juga kencing batu.
Bukan omong kosong
Sebagai salah satu tanaman obat asli Indonesia meniran sudah teruji secara klinis, sehingga efektivitasnya sudah dibuktikan melalui penelitian terhadap hewan dan manusia.
Yang menarik, khasiat meniran tidak terbatas pada satu macam penyakit. Bloomberg, ilmuwan penemu virus hepatitis-B, pernah menulis di sebuah jurnal bahwa meniran dapat digunakan untuk mengobati hepatitis-B. Thyagarrajan, seorang peneliti di India, berhasil membuktikan bahwa meniran mampu melumpuhkan virus hepatitis-B.
Peneliti asal Brazil pada tahun 1984 menemukan bahwa senyawa alkaloid dari meniran memiliki kemampuan antikejang yang sangat kuat. Itu alasannya, herba yang satu ini juga dimanfaatkan untuk mengatasi epilepsi. (bersambung).