Penelitian menemukan bahwa senyawa aktif yang terdapat dalam batang, daun, dan ranting daun sirsak, bernama annonaceous acetogenin, mampu menyerang dan melumpuhkan sel kanker.
Sehatalamai.co ~ Belakangan, popularitas khasiat daun sirsak sebagai obat kanker makin mendunia. Tidak saja oleh masyarakat awam, tetapi juga kalangan medis dan ilmuwan. Kehebohan ini juga merambah dunia maya. Di situs mesin pencari Google, misalnya, topik “daun sirsak obat kanker” pada pertengahan Januari 2020 mencapai 744.000 buah dengan beragam artikel. Mulai informasi seputar khasiat sampai cara membuat atau mengubah daun daun sirsak menjadi obat alami,dan lain-lain.
Khasiat daun sirsak sebagai antitumor dan antikanker konon bukan penemuan baru. Menurut beberapa sumber, risetnya sudah dilakukan sejak puluhan tahun yang lalu oleh sebuah perusahaan obat di Amerika. Namun, karena ada aturan dari pemerintah setempat yang mengatakan bahwa sumber alami untuk obat tidak bisa dipatenkan, perusahaan itu merasa tidak bakal memperoleh keuntungan.
Akibatnya, ia memilih untuk menutup proyek penelitian, sekaligus menyimpan rapat-rapat hasil risetnya pada masyarakat luas. Tapi kabarnya, ada seorang ilmuwan yang membocorkan temuan tersebut, antara lain kepada tim riset dari Health Sciences Institute, sebuah lembaga penelitian dunia yang berkedudukan di Inggris. Sejak saat itu, sebanyak 20 laboratorium di berbagai negara mulai melakukan berbagai penelitian terhadap sirsak.
Perlahan-lahan, rahasia itu mulai terkuak. Pada tahun 1976, The National Cancer Institute, Amerika, menemukan bahwa senyawa aktif yang terdapat dalam batang, daun, dan ranting daun sirsak, bernama annonaceous acetogenin, mampu menyerang dan melumpuhkan sel kanker.
Sekitar 20 tahun kemudian, beberapa penelitian yang dilakukan oleh Jerry L. McLaughlin, Nicholas H. Oberlies, Lu Zeng, dan Feng-E Wu dari Purdue University, Amerika, bekerjasama dengan Soelaksono Sastrodihardjo dari Institut Teknologi Bandung (ITB), menemukan bahwa senyawa tersebut bisa membedakan sel normal dan sel kanker, dan hanya membasmi sel kankernya saja.
Lebih hebatnya lagi, sel kanker yang sudah resisten terhadap obat bisa dilumpuhkan. Ini disebabkan, annonaceous acetogenin bekerja dengan cara menghambat sekaligus merusak produksi adenine triphosphat (ATP) yaitu semacam sumber energi bagi pertumbuhan sel kanker. Karena tidak memperoleh makanan dan tenaga untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, sel-sel kanker itu akhirnya mati.
Kehebatan annonaceous acetogenin dalam sirsak ternyata juga dimiliki oleh “saudara” sirsak yang lain, yaitu srikaya (Annona cherimolia). Dal Hwan Kim dan rekan-rekannya dari Department of Pharmacy, Catholic University of Daegu, Gyeongsan, Korea, menemukan bahwa annonaceous acetogenin yang terdapat dalam biji srikaya memiliki aktivitas sebagai antikanker 10.000 kali lebih kuat dari Adriamycin (obat yang biasa digunakan dalam terapi kanker), saat diuji coba pada kasus tumor prostat, kanker payudara, dan kanker usus besar.
Penelitian yang berjudul “Annomolin and Annocherimolin, New Cytotoxic Annonaceous Acetogenins from Annona Cherimolia” itu dimuat dalam Journal of Natural Product, Vol.64, tahun 2001.
Sudah dimanfaatkan sebagai obat sejak berabad-abad yang lalu
Jika orang menanggapi dengan bentuk antusiasme yang berbeda-beda, itu bisa dimaklumi. Bagi sebagian orang, kabar ini memang cukup mengejutkan. Selama ini sirsak tidak dikenal sebagai tanaman yang istimewa. Di Indonesia, pohon sirsak bisa tumbuh tanpa perawatan khusus di kebun atau halaman rumah. Buahnya pun bukan komoditi yang bernilai jual tinggi.
Belum banyak yang tahu, bahwa sesungguhnya, tanaman yang bernama Latin Annona muricata ini sudah lazim dimanfaatkan sebagai obat. Sejak berabad-abad yang lalu, suku Indian di kawasan Amerika Selatan menggunakan kulit kayu, akar, daun, buah, dan bijinya untuk mengatasi berbagai macam penyakit, seperti asma, rematik, gangguan liver, dan jantung.
Cara memanfaatkan daun sirsak sebagai obat alami
Nenek moyang kita pun sudah sering memanfaatkan daun dan buahnya untuk mengatasi gangguan sehari-hari, seperti anyang-anyangan (infeksi saluran kemih), ambeien, batuk, bisul, cacingan, diare, gatal-gatal, dan masih banyak lagi.
Seiring berjalannya waktu, beberapa referensi mencatat kekhasiatannya yang tidak lepas dari beberapa senyawa yang terkandung di dalamnya. Batang dan daun tanaman sirsak kaya akan tanin, fitosterol, kalsium oksalat, serta zat alkaloid. Sementara buahnya mengandung banyak protein, kalsium, fosfor, vitamin A, dan vitamin C. Kandungan tersebut membuat sirsak berkhasiat sebagai antioksidan, antibakteri, antijamur, antikejang, dan antiradang.
Untuk mendapatkan manfaat sehatnya, pembaca bisa mengolahan daun sirsak dengan cara direbus atau bisa juga dengan cara mengeringkan daunnya, Jika dengan cara rebus: siapkan 10-15 lembar daun sirsak. Cuci bersih terlebih dahulu dengan air mengalir. Panaskan air sebanyak 600 cc (3 gelas) di atas api kecil, lalu masukkan daun sirsak, kemudian tunggu hingga menguap dan tersisa air rebusan sebanyak 1 gelas.
Disarankan menggunakan kendi atau panci dari tanah liat untuk merebusnya agar kandungan zat yang ada pada daun sirsak tetap terjaga. Setelah tersisa hingga 1 gelas, saring air rebusan tersebut hingga tidak ada remah-remah daun sirsak di dalam air. Minumlah selagi hangat secara rutin 3-4 kali sehari, saat pagi, siang, sore dan malam. Metode merebus daun sirsak ini cocok untuk pengobatan penyakit kanker, asam urat, kolesterol dan diabetes. (SA)