Cokelat bukan penyebab jerawat. Dugaan bahwa cokelat merangsang munculnya jerawat akhirnya juga terbukti tidak sepenuhnya benar. Setidaknya hal ini terungkap dari penelitian yang dilakukan oleh dua tim berbeda, masing-masing dari Pennsylvania School of Medicine (Sekolah Kedokteran Pennsylvania) dan US Naval Academy, AS. Penelitian melibatkan sejumlah responden yang mendapatkan menu makanan terawasi plus tambahan jatah cokelat, sementara responden lainnya tidak mendapatkan cokelat.
Hasilnya, tidak ada perbedaan nyata terhadap pertumbuhan jerawat pada responden pemakan cokelat maupun yang tidak. Dengan demikian, cokelat sesungguhnya tidak layak dipersalahkan sebagai penyebab utama munculnya jerawat. Bahkan, para peneliti menegaskan kesimpulannya bahwa secara umum makanan bukanlah pemicu utama jerawat.
Para peneliti pada kedua lembaga tersebut juga menemukan adanya fakta lain yang mendukung penolakan terhadap dakwaan merusak gigi yang ditimpakan pada cokelat.
Mereka mengatakan sangat berlebihan jika cokelat dikatakan merusak gigi. Soalnya, cokelat mengandung lemak cokelat yang bekerja membungkus email gigi, sehingga menghindarkan gigi dari timbunan plak.
Yang menjatuhkan citra cokelat sebagai perusak gigi tak lain adalah produk cokelat olahan yang dicampur lemak cokelat gadungan. Dalam pengolahan cokelat, mestinya bahan baku padatan cokelat dicampur dengan lemak cokelat.
Namun prosedur ini sering dilanggar, lantaran lemak cokelat diganti dengan minyak goreng, lantaran lebih murah. Akibatnya, keunggulannya melindungi gigi dari serangan bakteri mulut menjadi sirna, karena produk olahan cokelat tidak lagi mengandung cukup lemak cokelat. (SA)