Cerdik dan cerdas memilih menu makanan, membantu membantu mengurangi risiko keropos tulang. Sebaliknya, salah pilih makanan justru memperbesar risiko tersebut. Kok bisa? Ini dia alasannya!
Sehatalami.co ~ Tahukah kamu, sampai saat ini, penyakit keropos tulang (osteoporosis) di Indonesia masih dianggap sebagai the silent disease, karena baru diketahui oleh penderita setelah kondisinya cukup parah. Terutama karena penyakit ini tidak didahului dengan gejala apa pun.
Data penderita keropos tulang di Indonesia memang belum terekam dengan baik. Namun, sebagai gambaran kondisi di AS, satu dari delapan orang pria mengalami patah tulang akibat osteoporosis; sedangkan pada wanita, dua berbanding delapan. Nyata bahwa wanita berisiko dua kali lipat menderita osteoporosis parah dibanding pria.
Selain faktor jenis kelamin dan keterbatasan kegiatan fisik, rendahnya asupan kalsium dan vitamin D menjadi penyebab lain munculnya osteoporosis. Kalsium merupakan mineral penting penyusun tulang yang kuat.
Anjuran kecukupan kalsium untuk orang dewasa di Indonesia adalah 800 mg per hari. Namun dr. Siti Annisa Nuhonni, Sp.R.M., salah satu konsultan ahli penyusunan buku Menyiasati Osteoporosis, menganjurkan 1.000 – 1.500 mg, guna menghindari osteoporosis. Dari segi asupan kalsium, penduduk Indonesia lumayan rentan terhadap ancaman osteoporosis, karena asupan rata-rata kalsiumnya hanya 254 mg per hari.
Asupan vitamin D yang mencukupi dapat meningkatkan penyerapan kalsium. Selain itu, vitamin D juga bermanfaat menahan simpanan kalsium dalam tulang, agar tidak terkikis dan terbuang percuma bersama urine setelah melewati ginjal. Kemampuan ini menjadikan vitamin D potensial menjaga kekuatan tulang dan menjauhkan tulang dari ancaman keropos tulang.
Susu selama ini digembar-gemborkan sebagai minuman penguat tulang. Padahal, meskipun berlimpah, kalsium susu tidak mudah diserap tubuh, karena penyerapannya terhambat oleh kandungan protein susu yang lumayan tinggi.
Untuk itu, hindari mengandalkan susu sebagai tameng utama pencegah keropos tulang. Susu sebaiknya diperlakukan wajar sebagaimana sumber kalsium lainnya, yakni sebagai tambahan asupan kalsium. Jika Anda mengkonsumsi susu sebagai tambahan asupan kalsium, dr. Nuhonni mengingatkan sebaiknya susu dikonsumsi ketika perut kosong, supaya penyerapan kalsiumnya lebih baik. “Minum susu sesudah makan kenyang, tidak akan memberi hasil yang baik,” tegas Nuhonni. (bersambung).