Pistachio juga mengandung banyak fitosterol alias “kolesterol” nabati, yang dapat menurunkan risiko terkena penyakit jantung dan beberapa jenis kanker.
Sehatalami.co ~ Tak perlu heran jika mendapat oleh-oleh pistachio (baca: pistasio) oleh saudara yang baru pulang dari naik haji. Sebab pistachio memang banyak tumbuh di Timur Tengah dan Asia Barat.
Kata pistachio berasal dari Bahasa Persia pisteh, yang berarti makanan terpandang. Maklum saja, sebab pistachio pada Zaman Romawi Kuno memang merupakan santapan kebanggaan para aristokrat.
Pistachio panggang, biasanya dijual dalam kemasan plastik di pasar swalayan berada satu rak dengan kuaci, merupakan kudapan sehat yang lezat. Garing dan renyah, rasanya gurih.
Kacangnya mengintip dari balik katup kulitnya yang sedikit membuka. Selain enak dinikmati kering sebagai pistachio panggang, pistachio juga sering dimanfaatkan sebagai campuran masakan daging dan hidangan pai.
Pistachio kaya akan zat besi, folat, kalium, asam pantotenat, niasin, riboflavin, dan seng. Makan 50 biji pistachio sudah menyediakan lebih dari 10 persen kebutuhan serat sehari, vitamin B6, tiamin, magnesium, fosfor, dan zat tembaga.
Pistachio juga mengandung banyak fitosterol alias “kolesterol” nabati, yang dapat menurunkan risiko terkena penyakit jantung dan beberapa jenis kanker.
Di samping itu pistachio merupakan sumber yang unggul dari asam lemak tidak jenuh tunggal, jenis lemak yang berguna untuk menurunkan kadar kolesterol “jahat” LDL dan meningkatkan kadar kolesterol “baik” HDL. Pistachio merupakan pelumas bagi usus dan memberikan bahan penguat (tonic) pada ginjal dan hati. (SA)