Utamakan bahan makanan segar dan tidak banyak mengalami pemrosesan (whole foods). Selain mengandung gizi yang lengkap, bahan makanan demikian masih menyimpan senyawa non gizi berkhasiat, khususnya antioksidan dan senyawa fitokimiawi.
Sehatalami.co ~ Guna menghindari dampak buruk kelebihan konsumsi lemak ―sebagai akibat tak langsung kelebihan konsumsi protein hewani― kini banyak orang berkaca pada piramida pola makan yang mengutamakan bahan nabati, sebagaimana pola makan Asia.
Di mana Yakni, makanan hewani berada di puncak kerucut, sebagai bagian terkecil makanan sehari-hari. Demikian pula dengan susu dan hasil olahnya. Sementara sayuran dan kacang-kacangan, khususnya kedelai dan hasil olahnya, cukup mendominasi.
Dalam makanan sehari-hari penduduk Indonesia, tempe dan tahu merupakan makanan favorit. Kecap dan taoco sering pula dimanfaatkan. Orang Jepang akrab dengan hasil olah kedelai berupa miso (sejenis tauco), dan shoyu (kecap Jepang).
Prof. Darwin Karyadi, ahli gizi dan guru besar pada Southeast Asian Ministers Education Organization Tropical Medicine (SEAMEO Tropmed) UI di Jakarta, menganjurkan “tingkatkan konsumsi bahan makanan nabati, jauhi susu dan hasil olahnya”.
Caranya, perkaya menu sehari-hari dengan bahan makanan asal tanaman, yakni padi-padian, aneka kacang-kacangan, beragam sayuran, dan buah-buahan.
Utamakan bahan makanan segar dan tidak banyak mengalami pemrosesan (whole foods). Selain mengandung gizi yang lengkap, bahan makanan demikian masih menyimpan senyawa non gizi berkhasiat, khususnya antioksidan dan senyawa fitokimiawi. (bersambung).