Pemanfaatan sarang semut secara tradisional
Sebagai bahan obat dari alam, kandungan zat berkhasiat Sarang Semut tergantung pada tempat tumbuhnya dan usia tanaman. Walau dari varitas yang sama, tetapi kalau tempat tumbuh berbeda, maka akan memberikan manfaat yang berbeda pula.
Dan sebagai tanaman yang bersimbiose dengan semut, maka Myrmecodia yang tumbuh liar di hutan lebih kaya zat aktif daripada yang ditanam di pot sebagai tanaman hias.
Di Australia, Sarang Semut telah dikembangkan dengan teknologi kultur jaringan dan mengkondisikan habitatnya sesuai dengan aslinya (suhu, iklim, intensitas cahaya, dan nutrisi).
Sarang semut memberikan ekstraksi zat aktif yang optimal ketika berusia 4 tahun. Pengolahannya secara tradisional cukup mudah, hanya dengan merebus daging umbi yang sudah dikeringkan sampai mendidih.
Kemudian disaring dan diminum airnya. Dengan cara merebus, zat aktif yang bisa diambil hanya 5%. Menurut penelitian di Australia, lebih baik jika tanaman ini diekstraksi dengan larutan campuran alkohol-air.
Di sini telah dijual ekstrak Sarang Semut yang sudah dikemas dalam bentuk bubuk maupun bahan kering. Dosis yang direkomendasikan 1 sdm bahan kering direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Disaring dan diminum 3 kali sehari.
Menurut Dr. Setiawan Dalimartha, jika dikonsumsi kemungkinan Sarang Semut mempunyai efek imuno-stimulan, yaitu efek seperti vaksinasi (timbul demam). Ini perlu diperhatikan karena bisa memancing infeksi lain.
Manfaat sarang semut sebagai obat
Secara tradisi, M. pendans telah digunakan oleh masyarakat pedalaman bagian Barat Wamena untuk mengatasi keluhan rematik dan asam urat. Dilaporkan bahwa air rebusan umbi M. pendans yang tumbuh subur di hutan-hutan Habema, Wamena, mampu menyembuhkan berbagai jenis kanker.
Dari penelitian Dr. Ir. Muhammad Ahkam Subroto, M.App Sc., APV dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi LIPI di Cibinong, yang dipublikasikan oleh Penerbit Swadaya Gempur Penyakit dengan Sarang Semut (2006), zat utama yang berkhasiat dalam Sarang Semut adalah senyawa flavonoid, tannin, dan polifenol. (bersambung).