Wanita usia menopause sering mengalami gejala jantung berdebar, sulit tidur, haid tidak teratur, dll. Dapat diatasi dengan terapi sulih hormon.
Sehatalami.co ~ Perilaku doctor shopping tidak hanya dialami penderita depresi, tapi juga oleh wanita usia 50-an karena memasuki masa menopause. Menopause sering diawali dengan gejala klimaterik. Ketika jantungnya berdebar-debar, ia pergi ke ahli jantung. Merasa cemas dan depresi pergi ke psikiater. Saat pusing pergi ke ahli saraf, dan seterusnya.
Karena semua hasil tes normal, baru terpikir untuk ke ahli kandungan. Di dalam tas mereka, bisa ada 5-10 macam obat. Sementara wanita bahkan ada yang sampai ingin mengakhiri hidupnya karena merasa tidak sanggup lagi menahan gangguan fisik dan emosional, akibat gejala klimaterik.
Sebaliknya, ada wanita yang sama sekali tidak mengacuhkan gejala. Di Indonesia, dari 68% yang menderita gejala klimaterik, hanya 62% yang menghiraukan. Akibatnya, banyak kasus yang tidak tertangani dan akhirnya kualitas hidup wanita menurun. Hal ini tidak perlu terjadi, jika wanita mengerti dan paham akan menopause. Di Asia, umumnya penanganan menopause masih kurang.
Wanita disebut menopause jika haid telah berhenti spontan selama 1 tahun. Fungsi ovarium (indung telur) turun, sehingga produksi hormon estrogen turun drastis. Akibatnya, terjadi gejala klimaterik (haid tidak teratur, gejolak panas atau hot flush, jantung berdebar, sulit tidur, libido turun, tidak bisa menahan air seni, dll).
Jangka panjang, menopause menimbulkan osteoporosis, penyakit jantung dan pembuluh darah, dimensia (pikun atau penyakit Alzheimer), stroke, kanker usus dan lain-lain.
Terapi Sulih Hormon (TSH)
Menopause adalah keadaan alamiah, yang pasti dialami setiap wanita. Dengan terapi sulih hormon (TSH), hal ini dapat diatasi. “Tujuannya bukan agar kembali haid atau mencegah penuaan, melainkan untuk meningkatkan kualitas hidup,” terang Prof. Dr. dr. Ali Baziad, Sp.OG (K). Kapan sebaiknya memulai terapi? “Paling baik sejak ada keluhan, atau setahun setelah berhenti haid meski tidak ada keluhan,” tambahnya.
TSH dengan estradiol oral, dapat dimulai tanpa pemeriksaan apa pun, karena hormon yang diberikan (estradiol) adalah estrogen alami yang memang ada di dalam tubuh. Berbeda dengan hormon sintesis pil KB (ethynil estradiol).
Untuk evaluasi berkala, lakukan pap smear (6 bulan-1 tahun sekali) dan mamografi (1-2 tahun sekali). Lama terapi tidak ada batasan. Disesuaikan dengan evaluasi perindividu, misalnya 1-5 tahun bila tidak ada keluhan.
Berperan sebagai pengganti hormon, TSH mampu menghilangkan keluhan jangka pendek (gejala klimaterik) dan jangka panjang. Kejadian penyakit jantung turun 39% pada wanita yang mulai TSH sebelum usia 60. Dulu, sempat ada isu bahwa TSH bisa menyebabkan kanker payudara. Penelitian terbaru menunjukkan, hal ini tidak benar. Tapi, memang, TSH kontraindikasi bagi wanita dengan riwayat kanker payudara, stroke, PJK dan penderita diabetes. (SA).