- Pada musim tertentu, pasar buah di Italia akan menjual berbagai macam buah musiman. Seperti pada bulan September, buah yang mendominasi pasar buah Italia diisi dengan plum, persik (peach), nektarin, dan pir. Buah yang dijual saat musimnya memiliki harga murah.
- Semantara pada saat bersamaan, berbagai macam buah import, seperti kiwi, pisang, dan berry akan dijual dengan harga yang tergolong mahal.
Sehatalami.co ~ Pola makan serba cepat alias cepat saji (fast food) memang sudah menjadi budaya di banyak negara. Ini pula yang menghilhami seorang jurnalis dan pemerhati pola hidup sehat asal Italia, Carlo Petrini, membuat gerakan kembali ke pola makan sehat tradisional yang dikenal dengan istilah Slow Food.
Ciri utama gerakan pola makan sehat Slow food yang digagas Carlo Petrini ini bertumpu pada kembali ke alam atau pola makan alami. Memilih bahan pangan yang sedekat mungkin dengan sumber aslinya. Memilih bahan pangan yang masih segar dan alami. Selain itu juga memilih memproses atau memasak sendiri sebelum menyajikannya untuk keluarga tercinta.
Tidak hanya itu, juga harus dipastikan selalu mengutamakan memilih bumbu masak rempah-rempah yang bisa dijumpai di daerah asal, alias memilih bumbu masak dan meraciknya sendiri. Dengan demikian, kita bisa tahu persis secara keseluruhan bahwa hidangan yang kita sajikan sehat sejak dari bahan, proses pengolahan, hingga cara menyajikannya.
Gerakan pola makan Slow food ini kemudian meluas melalui komunitas yang tersebar di banyak negara sebagai bentuk perlawanan terhadap globalisasi fast food, yang inginnya serba cepat dan instan.
Rupanya gerakan pola makan sehat ini cukup sukses di Italia. Dan itu wajar. Pasalnya, seperti dilansir dari laman berita U.S News (3/10), ternyata orang Italia memang sudah memiliki kepedulian tinggi terhadap pola makan sehat, dan ramah terhadap lingkungan.
Disebutkan, setidaknya ada empat budaya dan tradisi pola makan orang Italia yang bisa menjadi inspirasi untuk memulai gaya hidup yang sehat, dan lebih ramah terhadap lingkungan. Bisa membantu memberdayakan para petani lokal dan tentunya menyehatkan.
1. Memanfaatkan bahan pangan musiman
Sejatinya buah-buahan dan sayuran musiman adalah anugerah terindah dari Tuhan untuk umat manusia. Tuhan sudah mengatur alam ini untuk memberikan persembahan terbaik bagi setiap makhluknya. Buah-buhan musiman, sejatinya memang disediakan untuk konsumsi penduduk lokal pada saat buah itu dipanen. Itu nutrisi yang langsung dipilihkan oleh Tuhan dan sangat menyehatkan.
Di Indonesia, kita mengenal ada musim buah-buahan seperti musim mangga, musim rambutan, hingga musim duku. Hal yang sama ternyata juga dimiliki oleh bangsa Italia. Mereka memiliki musim untuk buah-buahan lokal.
Pada musim tertentu, pasar buah di Italia akan menjual berbagai macam buah musiman. Seperti pada bulan September, buah yang mendominasi pasar buah Italia diisi dengan plum, persik (peach), nektarin, dan pir. Buah yang dijual saat musimnya memiliki harga murah.
Semantara pada saat bersamaan, berbagai macam buah import, seperti kiwi, pisang, dan berry akan dijual dengan harga yang tergolong mahal. (bersambung).